Oleh: Mustika Sari, S.Pd
Guru Bahasa Jawa SMAN 2 Demak, Kabupaten Demak
MENULIS merupakan keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan sangat penting dan mendasar. Keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh peserta didik di antaranya adalah menulis cakepan tembang macapat, yang selalu diajarkan pada setiap semester di semua jenjang kelas X, XI, dan XII.
Menulis cakepan tembang adalah salah satu keterampilan yang paling sulit bagi peserta didik. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk mengoptimalkan pembelajaran menulis cakepan tembang adalah dengan metode pengajaran yang menarik dan menyenangkan.
Hal ini senada dengan pendapat Kurniawan (2015:5) bahwa bagi sebagian anak, menulis merupakan sesuatu yang sulit. Mereka sulit menentukan ide hingga menyusun kata-kata menjadi rangkaian kalimat yang benar. Namun, siapa sangka jika menulis dapat menjadi sesuatu yang mudah yang menyenangkan bagi anak dan tidak lagi menjadi sesuatu yang menegangkan. Untuk itu, ada suatu metode menulis bagi anak, yaitu menulis menggunakan metode permainan. Kurniawan (2015:62) menegaskan bahwa salah satu permainan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis adalah dengan permainan kalimat berantai atau menulis berantai atau estafet writing.
Penerapan metode menulis berantai dalam pembelajaran menulis cakepan tembang macapat diharapkan dapat membuat peserta didik tertarik, sehingga muncul motivasi untuk menulis. Penggunaan metode menulis berantai yang awalnya hanya sebagai pemicu atau pembangkit motivasi peserta didik untuk berani memulai menulis di kelas, setelah terbiasa diharapkan peserta didik akan semakin termotivasi membuat tulisan kreatif sendiri.
Langkah-langkah menulis cakepan tembang macapat dengan metode menulis berantai yaitu: (1) siswa dibentuk beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6-10 siswa (disesuaikan jumlah baris dalam satu bait tembang/guru gatra); (2) siswa diminta mengembangkan tema menjadi cakepan tembang macapat; (3) siswa yang pertama mulai menuliskan larik pertama yang isinya sesuai dengan tema dan judul yang sudah ditentukan sebelumnya; (4) pada setiap akhir baris/ larik, siswa menuliskan namanya; (5) setelah siswa yang pertama menyelesaikan larik yang pertama, mereka diminta untuk menyerahkan atau memindahkan buku kepada teman belakangnya; (6) siswa yang menerima buku tersebut diharuskan membaca hasil cakepan tembang macapat yang sudah dituliskan teman sebelumnya. Kemudian setiap siswa diminta meneruskan atau menyambung cakepan tembang macapat tersebut dengan cara menuliskan di larik berikutnya. Setiap akhir bait siswa menuliskan namanya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pemilik baris yang tidak koheren atau tidak sesuai dengan baris cakepan tembang macapat sebelumnya; (7) setelah siswa kedua melanjutkan cakepan tembang macapat teman belakangnya. Setiap siswa wajib membaca cakepan tembang macapat dari awal, dan begitu seterusnya; (8) hasil karya cakepan tembang macapat yang dikerjakan secara berantai tersebut dibahas dengan kelompoknya, kemudian menyempurnakan kalimat-kalimat yang sumbang atau tidak sesuai dengan kalimat sebelumnya; (9) salah satu siswa mewakili untuk membacakan hasil cakepan tembang macapat dengan suara nyaring dan selanjutnya ditanggapi oleh siswa lain. (10) pada akhir pembelajaran, siswa diharapkan untuk menyusun cakepan tembang macapat secara mandiri/individu.
Penerapan metode menulis berantai atau estafet writing membuat siswa sangat antusias, bersemangat, aktif, dan kreatif dalam mengembangkan daya khayalnya. Estafet writing merupakan sebuah trik yang mampu membangkitkan motivasi siswa dalam menemukan ide atau tema cerita untuk dijadikan bahan dalam menulis tulisan kreatif, sehingga memudahkan siswa dalam menulis cakepan tembang macapat. (*)