Oleh: Rukayin
Guru SD 2 Prambatan Lor, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus
BAHASA Jawa merupakan jenis bahasa yang tergolong rumit, baik dari segi tata bahasa, maupun penulisannya. Mata pelajaran bahasa Jawa dapat dimasukan dalam kurikulum sekolah tingkat dasar, menengah, dan atas sebagai salah satu muatan lokal pada beberapa wilayah. Aksara Jawa menjadi salah satu materi dalam mata pelajaran tersebut. Namun pada saat ini banyak peserta didik yang kurang memahami tata cara penulisan Aksara Jawa dengan benar.
Untuk itu perlu adanya upaya guru yang dapat membuat dan menggunakan media serta menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan dalam proses pembelajarannya. Adanya media pembelajaran yang mendukung dalam proses belajar merupakan faktor penting untuk mengatasi keterbatasan pemahaman peserta didik. Penggunaan media pembelajaran akan mempermudah pemahaman peserta didik. Karena anak- anak pada rentan usia tujuh sampai dua belas tahun berada pada tahap berpikir operasional kongkret (Nursalim, 2007:26).
Salah satu media yang dapat digunakan untuk menunjang pemahaman peserta didik dalam penulisan aksara jawa yaitu dengan Kartu Pintar Jawa (KAPIJA). Merupakan sejenis flash card yang didalamnya terdapat tulisan aksara beserta sandangan dan pasangannya. Penggunaan media ini bertujuan untuk melatih keterampilan menulis aksara jawa peserta didik. Metode tersebut sangat cocok digunakan pada mata pelajaran bahasa Jawa, terutama materi menulis dan membaca aksara Jawa pada tingkatan pendidikan sekolah dasar.
Metode pembelajaran KAPIJA digunakan untuk meningkatkan daya ingat dan konsep peserta didik. Metode pembelajaran ini berguna untuk menyajikan penghafalan untuk materi yang disampaikan. Menurut Winanti (2009), kartu pintar merupakan alat permainan inovatif kreatif. Yaitu sesuatu yang digunakan untuk bermain yang dapat mengaktifkan anak, serta dapat digunkan dalam proses pembelajaran. Kartu pintar yaitu karya guru atau anak yang terbuat dari kertas karton, kertas bekas atau HVS yang diberi gambar yang menarik. Kemudian dipadukan dengan permainan memasangkan huruf, kata, angka. Berdasarkan pengertian tersebut, kartu pintar dapat diartikan sebagi permainan yang mengaktifkan anak untuk melatih kreativitasnya.
Cara penerapan metode Kartu Pintar Jawa dalam pembelajaran Bahasa Jawa khususnya membaca dan menulis aksara Jawa adalah sebagai berikut. Pertama, kartu diberi gambar yang menarik disalah satu sisinya. Sedangkan sisi yang satunya lagi diberi tulisan aksara Jawa yang warna warni. Kedua, kartu dikocok kemudian dibagi secara acak. Ketiga, guru menentukan kata atau kalimat dan peserta didik disuruh mencari pasangan aksaranya agar terbentuk kata atau kalimat. Setelah menemukan pasanganya peserta didik diminta untuk menulis di buku masing-masing sesuai kelompok kata atau kalimat dan diminta untuk membacanya. Dengan cara seperti ini, peserta didik merasa sedang bermain. Maka mereka jadi semangat belajar menulis dan membaca aksara jawa.
Manfaat media KAPIJA dalam pembelajaran yaitu memberikan informasi kepada siswa mengenai penulisan aksara jawa yang tepat dan benar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kemudian meningkatkan ketelitian siswa dalam menyusun kata dengan menggunakan aksara jawa dengan memperhatikan letak pasangan dan sandhangan-nya. Lalu meningkatkan minat siswa dalam menulis aksara jawa dengan benar.
Semua metode ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari metode KAPIJA ini, peserta didik tidak merasa sedang belajar bahkan mereka merasa sedang bermain. Karena mereka diberi kesempatan berkeliling di ruang kelas untuk mencari pasangan aksaranya. Sedangkan kekurangannya, guru dituntut kreatif agar peserta didik tidak merasa bosan. Tapi dengan kreativitas guru kekurangan itu dapat diminimalisir. Metode KAPIJA dapat meningkatkan pemahaman membaca dan menulis aksara Jawa. Terbukti perolehan nilai ulangan harian meningkat. (*)