Waspadai Potensi Ancaman Jelang Tahun Politik

Sekda Jateng, Sumarno. (HUMAS/JOGLO JATENG)

KARANGANYAR, Joglo Jateng – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, meminta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) di Jateng, semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai hal yang berpotensi mengganggu kondusivitas Jateng. Seperti percikan-percikan jelang tahun politik 2024, penyebaran paham radikalisme, terorisme, serta kemajuan teknologi informasi.

“Panjenengan (Kesbangpol) sudah memitigasi kondisi-kondisi di tahun 2023 seperti apa. Tentu saja kita harus waspada, apalagi biasanya kalau mendekati tahun politik banyak muncul gejolak. Maka kita semua dapat memitigasi dan menjaga, karena Jateng sudah kondusif,” ujar sekda, saat memberi sambutan pada Evaluasi Program Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, di Karanganyar, belum lama ini.

Sumarno mengingatkan kepada semuanya, tentang sisi negatif penggunaan gadget atau telepon seluler, di era teknologi informasi yang semakin canggih dan tanpa batas. Di tengah derasnya arus informasi dari berbagai arah, orang seringkali membagikan informasi kepada orang lain tanpa tertahan atau konfirmasi terlebih dahulu.

“Tentu saja Anda semua di Kesbangpol tidak melakukan hal seperti itu. Setiap ada informasi harus diasesmen terlebih dahulu, karena kalau informasi sudah terkirim, maka akan lebih banyak tersebar. Sehingga jika ada informasi yang tidak benar kemudian menyebar, tentu ini menjadi masalah kita bersama,” bebernya.

Selain meningkatkan kewaspadan di tengah era digitalisasi, kata sekda, percikan-percikan maupun gejolak yang kerap terjadi menjelang tahun politik atau pemilihan umum 2024, yang dapat mengganggu kondusivitas daerah, juga harus diwaspadai oleh semua pihak.

Tidak kalah penting dari potensi gejolak di tahun politik, adalah terkait masalah paham radikalisme yang bersifat laten atau tidak tampak. Penyebarannya tertutup, tapi bisa meletup sewaktu-waktu. Demikian pula masalah aksi terorisme harus mendapat perhatian dari semua pihak. Terlebih para eksnapiter (narapidana teroris) belum semuanya bisa dinetralkan pemahamannya.

“Untuk yang terdekat, kita akan menghadapi Natal dan tahun baru. Kondisi-kondisi seperti ini tentu saja masalah gangguan sepert terorisme perlu kita waspadai,” pintanya. (hms/gih)