Oleh: Endang Nur Naeni, S.Pd.
Guru PPKn SMP N 1 Pemalang
PPKN merupakan mata pelajaran yang mengajarkan kepada peserta didik bagaimana membentuk perilaku yang baik yang dapat diterapkan dalam masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman materi merupakan faktor kunci keberhasilan pembelajaran PPKn, dan lingkungan masyarakat merupakan ukuran keberhasilan pembelajaran PPKn. Dalam proses pemahaman kewarganegaraan, peserta didik sering mengalami kebingungan dalam memahami materi standar.
Kerasnya kehidupan yang dialami para peserta didik dan tidak adanya aturan yang tegas dalam masyarakat membuat mereka bingung. Kemudian memaksa mereka untuk mencari solusi atas tindakan mereka sendiri yang dianggap benar. Penyelesaian peserta didik yang menganggap tindakannya benar menjadi perhatian khusus bagi guru PPKn. Karena tanpa pemahaman norma yang tepat, peserta didik dibutakan oleh penerapannya di dunia nyata.
Norma merupakan aturan-aturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Di Indonesia banyak sekali jenis norma, seperti norma kesusilaan, agama, adat istiadat, dan kesopanan. Salah satu norma yang dapat diajarkan di lingkungan sekolah, misalnya norma kesopanan. Norma kesopanan timbul dari ikatan antar anggota masyarakat. Standar kesopanan lokal tidak berlaku di tempat lain. Pelanggaran standar kesopanan dihukum dengan penghinaan, kritik atau bahkan pengucilan oleh warga. Ketentuan ini mengikat semua orang yang tinggal di lingkungan, dimana standar ini berlaku dalam arti bahwa mereka harus mematuhinya.
Masalah kesopanan dalam diri pribadi peserta didik juga merupakan masalah yang berkaitan dengan norma atau nilai kehidupan sosial. Maka harus diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang menghubungkan setiap mata pelajaran dengan pengalaman hidup sehari-hari. Mata pelajaran PPKn diharapkan akan mampu membentuk karakter peserta didik. Sebagai pendidik profesional, peran utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, serta menilai. Di samping itu mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Salah satu cara yang penulis lakukan sebagai guru PPKn dalam mengajarkan norma kesopanan kepada anak didiknya adalah dengan mengingatkan mereka untuk meminta izin apabila ingin meninggalkan ruang belajarnya karena suatu alasan tertentu. Misalnya pergi ke toilet. Seorang guru harus mampu memberikan teladan sikap yang memperlihatkan contoh kesopanan kepada peserta didiknya.
Pembentukan standar kesopanan dapat diwujudkan melalui pendidikan di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut. Pertama, sebagai peserta didik, mereka selalu menyapa guru ketika bertemu di lingkungan sekolah. Kedua, guru dan peserta didik atau staf sekolah menggunakan bahasa yang santun dalam berinteraksi. Ketiga, tidak semua lapisan masyarakat sekolah memberikan contoh yang buruk dengan datang terlambat ke sekolah.
Keempat, peserta didik menyelesaikan pekerjaan rumah yang ditugaskan sesuai dengan jadwal. Kelima, seluruh lapisan warga sekolah memakai pakaian sopan sesuai tata tertib sekolah. Keenam, seluruh lapisan warga sekolah tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan. Ketujuh, peserta didik mendengarkan dengan cermat dan berperilaku aktif selama proses belajar mengajar.
Norma kesopanan ada dari tata kehidupan atau budaya dalam kebiasaan masyarakat. Tujuan utama mempelajari norma yang berlaku di masyarakat adalah untuk mengembangkan keterampilan sosial anak. Selain itu, norma memudahkan anak untuk berhubungan dengan orang lain dan anak dapat memperlakukan orang lain dengan hormat. Demikianlah pernyataan dan ulasan yang dapat diberikan kepada pembaca sekalian sebagai contoh sikap yang mencerminkan norma kesopanan yang baik di sekolah. Standar kesopanan berasal dari kehidupan sehari-hari, adat istiadat, budaya, hubungan interpersonal, dan nilai-nilai masyarakat. Semoga rangkaian ulasan ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang mendalam. (*)