Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus melalui Kegiatan Origami

Oleh: Herlina, S.Pd
Guru Kelas B TK Kuncup Mekar Desa Kuwu, Kec. Dempet, Kab. Demak

MASA kanak-kanak merupakan masa paling penting karena merupakan pembentukan pondasi kepribadian yang menentukan pengalaman anak selanjutnya. Suratno (2005: 19) menjelaskan, anak kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya. Melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak.

Sedangkan menurut Andyda Melia (2011), belajar origami bermanfaat bagi anak untuk meningkatkan kreativitas atau kemampuan motorik halus dan koordinasi antara tangan dan mata. Membuat origami juga memberi pengaruh positif pada memori, proses imajinasi, perhatian, dan meningkatkan harga diri.

Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda. Ada yang lambat dan ada pula yang normal sesuai dengan perkembangan kematangan anak. Berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, sebenarnya banyak pendekatan dan kegiatan pembelajaran yang dapat mendukung pengembangan aspek motorik halus anak. Pendekatan seni merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Pembelajaran seni merupakan salah satu pendekatan pembelajaran di taman kanak-kanak yang memiliki aspek bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain (Sukardi, 2008). Melipat kertas (origami) merupakan kegiatan hiasan dengan menggunakan kertas tertentu.

Origami peranannya bisa meluas ke segala bidang, misalnya dipergunakan sebagai bagian dari perlengkapan hidup. Kegiatan origami melibatkan unsur otot, syaraf, otak, dan jari-jemari tangan. Anak dilatih memegang kertas dengan benar ketika melipat suatu kertas dalam bentuk tertentu. Sehingga dapat meningkatkan kelenturan jari jemari anak. Disini lah unsur-unsur tersebut akan terkoordinasi jika dilakukan dengan intensif. Origami bermanfaat dapat menstimulasi daya imajinasi, mengembangkan gagasan, menyalurkan emosi, menumbuhkan minat seni. Sekaligus mengoptimalkan kemampuan motorik halus anak prasekolah.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Melihat kenyataan di lapangan, sebagian besar taman kanak-kanak menerapkan pembelajaran yang dijadikan dasar peningkatan motorik halus terkadang kurang terencana dan terprogram. Adapun yang terjadi di lapangan khususnya di TK Kuncup Mekar berdasarkan pengamatan awal dan hasil diskusi dengan teman sejawat menunjukan bahwa anak-anak pada umumnya masih memiliki kemampuan motorik halus yang masih rendah. Terutama pada kegiatan pra menulis. Seperti cara memegang pensil yang belum benar, menjiplak bentuk/ garis yang belum rapi, kesulitan membuat bentuk-bentuk tulisan, mewarnai yang masih terlihat corat-coret, melipat kertas (origami) serta kegiatan lainnya yang masih memerlukan bimbingan dari lingkungan terutama kemampuan motorik halus, yang mencakup penggunaan koordinasi otot-otot kecil/halus. Pada umumnya motorik halus anak di taman kanak-kanak sebagian besar terlambat tidak sesuai dengan usianya. Hal ini juga terlihat pada peserta didik di TK Kuncup Mekar Desa Kuwu.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Secara khusus, anak-anak TK Kuncup Mekar Desa Kuwu masih ada yang belum optimal menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Motorik halusnya sangat lemah/ kurang, terutama keterampilan melipat kertas. Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus, mengalami kesulitan untuk mengkoordinasikan gerak tangan dan jari jemarinya secara fleksibel.

Pemilihan origami untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak adalah sebagai berikut. Pertama, kegiatan origami. Anak dapat membuat sesuatu dari cara yang mendasar. Yaitu meniru, berkreativitas, dan berimajinasi. Kedua, anak belajar mengapresiasi seni dan keindahan. Artinya belajar keindahan jiwa. Ketiga, belajar membuat model dan permainan sendiri. Keempat, anak belajar melihat gambar dan mencari solusi. Sehingga berhasil membentuk sebuah model origami. Anak juga belajar konsep berbandingan bentuk, yang kesemuanya itu memerlukan keterampilan motorik halus. (*)