Program Pengolahan Sampah di Sekolah untuk Ciptakan Generasi Peduli Lingkungan

Oleh: Gudiyatmi, S.Pd, M.Pd.
Kepala SMP N 1 Pemalang

PENGOLAHAN sampah merupakan salah satu langkah yang tepat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan manusia. Sebab, budaya membuang sampah pada tempatnya saat ini tidak lagi tepat untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Dalam upaya penanganan sampah di lingkungan sekolah membutuhkan peran aktif dari semua warga sekolah.

Dengan menginformasikan para siswa mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan memproses sampah dengan benar, orang-orang dapat memahami bahwa sampah bukanlah masalah yang sepele. Orang perlu untuk memperhatikan dampak dari penanganan sampah pada lingkungan.

Salah satu yang menjadi perbincangan ramai khalayak kini di Kabupaten Pemalang yaitu penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pesalakan yang menyebabkan penumpukan sampah di beberapa TPS. Sehingga langkah pendidikan pengolahan sampah di lingkungan sekolah ini menjadi salah satu aksi nyata dalam menguranngi produksi sampah di masyarakat Pemalang.

Dalam prakteknya, ada berbagai literasi serta teori yang dapat menjadi contoh ataupun panduan bagi para guru untuk mendukung pengenalan pembelajaran tentang pengolahan sampah di lingkungan sekolah. Namun ada empat toeri yang paling umum dikenal yaitu waste to energy, zero waste, circular economy, dan teori lifecycle assesment.

Pertama, teori waste to energy. Dalam teori ini sampah diolah dan diubah menjadi energi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan di sekolah. Beberapa metode pengolahan sampah yang digunakan dalam teori ini antara lain proses pengomposan, pembakaran sampah, dan sistem pembangkit listrik. Kedua, teori zero waste. Dalam teori ini, pengelolaan sampah dilakukan dengan cara mengurangi sampah dari sumbernya dan memanfaatkan kembali sampah untuk keperluan yang sama atau berbeda.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Ketiga, teori circular economy, di mana teori ini menjadi salah satu program pemerintah pusat yang dalam prosesnya sampah dianggap sebagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan kembali. Di lingkungan sekolah, sampah daur ulang seperti kertas, botol plastik, karton, dan lainnya dikumpulkan sebagai bahan mentah dan digunakan kembali sebagai produk yang lebih baik. Program ini bisa mendapatkan dukungan dari pedagang daur ulang atau dibuat sendiri dalam lingkungan sekolah untuk menjual sampah daur ulang dan membantu kegiatan sosial.

Keempat, teori life cycle assessment. Di sini sampah diolah dengan cara melakukan pengukuran dampak lingkungan selama masa hidup suatu barang. Dengan menggunakan metode ini, orang dapat mengetahui berapa besar dampak lingkungan yang dihasilkan oleh suatu barang. Kemudian mengambil tindakan yang tepat dalam mengelola sampah. Lokasi pembuangan sampah di sekolah perlu diatur sedemikian rupa. Sehingga dapat menghindari bau dan dari sampah yang disimpan dengan menempatkan tong sampah yang tepat dengan kapasitas penampungan yang memadai dan teratur.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengolahan sampah di lingkungan sekolah memiliki peran yang penting dalam menjaga kebersihan. Selain itu, melihat banyaknya timbunan sampah yang ada di TPA, langkah pembelajaran pengolahan sampah ini menjadi hal bijak untuk mendukung program pemerintah daerah dalam menenangani permasalahan sampah. Baik jangka pendek dengan mengurangi dan mendaur ulang sampah, maupun jangka panjang. Yaitu dengan menciptakan generasi yang faham akan pentingnya pengolahan sampah untuk masa depan.

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengelola sampah di lingkungan sekolah. Teori ahli seperti teori waste-to-energy, teori zero waste, teori circular economy, dan teori life cycle assessment dapat digunakan sebagai landasan dalam pembuatan program pengolahan sampah di sekolah. Kepedulian warga sekolah dalam menjaga lingkungan akan menciptakan masa depan yang lebih hijau. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk turut serta dalam menjaga lingkungan dan memproses sampah dengan baik. (*)