SEMARANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kota Semarang (Pemkot) menyebut, selama Iduladha kemarin, angka inflasi di Kota Semarang menurun hingga di angka 2,95 secara year to year. Sedangkan, untuk month to month sebesar 0,02 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,24.
Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengukapkan, capaian positif tersebut menekan angka inflasi berdasarkan berita resmi statistik mengenai perkembangan indeks harga konsumen, atau inflasi Juni 2023 yang dikeluarkan oleh BPS Kota Semarang. Dengan capaian itu, Semarang berhasil menempati peringkat satu kota dengan inflasi terendah pada hari besar keagamaan Iduladha. Angka tersebut bahkan di bawah DKI Jakarta dan nasional.
“Bulan Juni yang istimewa dari Kota Semarang sebelum lebaran Idulfitri kita bisa menekan hingga 0,09. Padahal biasanya menjelang hari besar keagamaan (HKBN) inflasi khususnya Idul Fitri kita di atas 1 (persen). Dari 0,09 kita kemudian terus tekan lagi menjadi 0,02 saat Idul Adha,” ucapnya, belum lama ini.
Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang, menjelaskan, biasanya pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) ada kenaikan harga beragam komoditas, khususnya bahan pangan. Namun pada saat Iduladha lalu tidak mengalami kenaikan yang siginifikan.
“Hal itu mencatatkan Kota Semarang sebagai kota dengan inflasi terendah dibanding kota-kota besar di Indonesia. Tentunya di bawah inflasi nasional,” jelasnya.
Selain itu, kata Mbak Ita, Semarang juga berhasil mencapai target inflasi 2022 yang ditetapkan TPID Nasional sebelum pecahnya perang Rusia-Ukraina, yakni di angka kurang lebih 2 persen. Pada saat itu inflasi belum menjadi fokus utama pemerintah karena kondisi geopolitik masih stabil.
“Tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2023 terhadap Juni 2022) sebesar 2,95 persen. Artinya apa? Angka inflasi Kota Semarang ini sudah kembali sama saat sebelum terjadi perang Rusia-Ukraina yang memicu inflasi di seluruh dunia,” katanya.
Sebagai informasi, tingkat inflasi Kota Semarang pada Juni 2023 disebabkan oleh kenaikan harga beberapa kelompok komoditas. Seperti daging ayam ras, bawang putih, telur ayam ras, ayam goreng, cabai rawit, mobil, obat dengan resep, sepatu pria, dan komoditas lainnya.
Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan harga yakni bawang merah, cabai merah, daging sapi, brokoli, tomat, air kemasan, bensin tarif kereta api. Kemudian tarif angkutan udara, dan emas perhiasan.
“Alhamdulillah, ini berkat kerja keras semua pihak. Dampak positif Pak Rahman (Pasar Murah Sehat dan Aman, Red.) yang diadakan di seluruh kecamatan yang juga kita perluas ke tempat-tempat ibadah. Masyarakat Kota Semarang juga bagus tidak terpengaruh oleh ancaman yang ada sehingga tidak melakukan panic buying. Itu semua membuat inflasi di Kota Semarang terjaga,” ujar Mbak Ita. (cr7/mg4)