Oleh: Herlina, S.Pd.SD
Guru SDN Ambokulon, Kec. Comal, Kab. Pemalang
PADA dasarnya, pembagian adalah proses pengurangan berulang. Kita bisa mengajarkannya dengan cara mengurangi benda yang sudah disediakan dengan jumlah yang sama secara berulang. Lakukan terus dengan mengganti benda-benda yang dikurangi. Diharapkan cara ini anak akan memahami konsep dasar pembagian.
Pembagian adalah konsep matematika utama yang seharusnya dipelajari oleh anak-anak setelah mereka mempelajari operasi penambahan, pengurangan, dan perkalian. Biasanya operasi pembagian mulai diperkenalkan pada kelas 2 di sekolah dasar, hampir bersamaan dengan pengajaran perkalian. Perkalian diajarkan terlebih dahulu baru kemudian pembagian. Setelah itu keduanya akan diajarkan secara paralel.
Pendidik mungkin ingin memahami bagaimana caranya mengajarkan keterampilan pembagian ini secara benar kepada anak didik kita. Sehingga perlu menerapkan tahap yang paling mudah, yaitu metode tahap awal pengenalan pembagian. Bisa dengan pengurangan berulang. Misal ada 10 kelereng, akan dibagi untuk beberapa orang masing dapat dua kelereng. (10–2=8, 8–2=6, 6–2=4,4–2=2, 2–2=0). Oh ada 5 kali pengurangan dua. Jadi 10:2 = 5.
Metode untuk mengajarkan pembagian pada tahap awal yang paling sesuai adalah dengan menghubungkan ke konsep pengurangan. Yaitu dengan memandang pembagian sebagai pengurangan beruntun (24:4 = 6 artinya adalah 24 –4 –4 –4 –4 – 4 –4 = 0). Karena dengan pendekatan pengurangan beruntun ini, si anak dapat menggunakan pemahaman yang telah didapat selama mempelajari operasi pengurangan untuk selanjutnya digunakan mempelajari pembagian.
Cara pengajaran pembagian sebagai invers perkalian dilakukan setelah siswa telah memahami operasi perkalian dengan cukup baik. Dengan ketiga cara di atas, diharapkan siswa mampu melihat hubungan yang erat antara pembagian dengan ke tiga operasi dasar aritmatika yang lain. Dalam tahap ini, diperkenalkan terlebih dahulu konsep pembagian sebagai pengurangan beruntun dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan menggunakan wadah telur (atau wadah lain yang dalamnya bersekat-sekat), dan dengan menggunakan kelereng untuk mengajarkan operasi pembagian, misalnya 12:4.
Langkah pertama adalah ambil dua belas kelereng, dan meminta siswa untuk membilangnya. Kemudian ambil 4 kelereng dan di masukkan ke dalam ruangan dalam wadah telur tersebut. Ulangi terus hal ini dan letakkan dalam ruangan yang berbeda sampai keduabelas kelereng tersebut habis (12 – 4 – 4 – 4 = 0).
Jika telah selesai, maka hitunglah jumlah ruangan dari wadah telur yang terisi 4 kelereng tersebut, yaitu sebanyak 3 ruangan. Akhirnya siswa dijelaskan bahwa jumlah ruangan yang terisi kelereng tersebut adalah jawaban dari soal pembagian 12:4, yang sama dengan 3.
Cara alternatif yang lain untuk mengajarkan operasi pembagian dengan menggunakan kertas berpetak dan pensil berwarna. Misalkan untuk mengajarkan 12:4, di sini siswa diminta untuk mewarnai 12 kotak. Kemudian siswa diminta memotong empat kotak-empat kotak sampai 12 kotak tadi habis.
Hasil potongannya kemudian dihitung jumlahnya, yang merupakan solusi dari masalah pembagian 12:4 tersebut, yang sama dengan 3. Selanjutnya untuk mengenalkan konsep pembagian sebagai invers perkalian, susun ulang lagi tiga bagian dari empat kotak tersebut sampai membentuk 12 kotak semula (3×4 = 12). Proses pengajaran ini terus dibolak-balik sampai siswa mengerti makna dari konsep invers sebagai keterangan tambahan. Cara mengajarkan fakta-fakta pembagian dapat menggunakan gambar-gambar benda nyata dalam bentuk soal secara berulang-ulang.
Pembelajaran konsep metode awal pengenalan pembagian sangat penting dipelajari oleh anak. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan agar pembelajaran menjadi mudah dan dipahami anak. Media pembelajaran atau alat peraga menjadi bagian yang penting dalam pembelajaran. Terutama menggunakan alat peraga yang siswa sukai. (*)