KUDUS, Joglo Jateng – Kementerian Perdagangan telah melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kudus, pada Rabu (2/8). Kunjungan ini itu bertujuan untuk menemui sejumlah petani yang mengeluhkan harga tembakau beberapa tahun terakhir.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan berkomitmen dalam memberikan bantuan kepada petani tembakau di Wonosobo dan Temanggung. Komitmen tersebut juga selaras dengan apa yang dilakukan sebelumnya kepada para petani tembakau di wilayah Madura.
“Tahun kemarin petani Madura sama juga mengeluh tentang itu. Tapi beberapa tahun ini, petani Madura mengalami hal yang positif seusai bertemu dengan perusahaan produksi rokok kretek di Kudus,” ungkapnya kepada Joglo Jateng.
Ia menyebut, kualitas produksi dari hasil panen petani juga menjadi kunci naiknya harga tembakau. Jika Madura mampu, maka di Wonosobo dan Temanggung juga harus serupa. Akan tetapi, hal itu perlu waktu, dan tidak langsung harga tembakau akan bagus semua.
Untuk itu, ia meminta kepada perusahaan produksi rokok kretek di Kudus untuk segera melakukan pembinaan kepada mereka. Jika hal itu dilakukan, maka hasilnya akan sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Sementara itu, petani tembakau yang berasal dari Temanggung mengeluhkan terpuruknya harga tembakau di tiga tahun terakhir. Mereka tidak mampu untuk menyewa lahan. Selain itu, ongkos untuk pengolahan tembakau membutuhkan ongkos yang terbilang banyak.
“Harga tembakau saat ini kisaran Rp 30 sampai Rp 50 ribu. Itupun untuk makan atau beli beras sangat susah,” tandasnya.
Sedangkan Sukono, petani tembakau yang berasal dari Wonosobo juga mengeluh hal yang serupa. Dirinya menyebut, sejak 2012 hingga 2023 ini harga tembakau terpuruk. Kendati demikian, para petani pada tahun 2019 juga pernah sekali merasakan manisnya harga tembakau.
“Dulu pernah merasakan manisnya harga tembakau di 2019. Tapi setelah itu harga jual tembakau kembali terpuruk sampai saat ini,” tuturnya. (cr12/fat)