SLEMAN, Joglo Jogja – Harga beras di wilayah Kabupaten Sleman mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Menyikapi hal itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat melakukan sejumlah upaya untuk meredam gejolak harga beras di pasaran.
Kepala Disperindag Sleman Mae Rusmi Suryaningsih mengatakan, pihaknya telah memberikan sejumlah imbauan dan saran kepada masyarakat. Salah satu satunya untuk mencoba alternatif bahan pangan selain beras. Misalnya saja umbi-umbian yang bisa diolah untuk pengganti karbohidrat dari nasi.
“Sebenarnya ada banyak bahan alternatif ya untuk pengganti karbohidrat. Ada ketela, yang jelas terjangkau harganya. Adapula Jagung yang bisa direbus. Saya kira banyak umbi-umbian, ketela itu bisa diparut terus dikukus, itu enak juga untuk pengganti karbohidrat,” katanya di Sleman, Selasa (5/9).
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak membuang-buang nasi. Terlebih saat mengambil untuk dimakan sendiri baik di warung makan maupun di rumah. Sebab selain bisa untuk menghemat biaya untuk membeli beras. Hal itu turut sebagai upaya untuk mengurangi timbulnya sampah.
“Terpenting lagi ini kita upayakan untuk tidak mengambil nasi dan lainnya itu melebihi yang kita perlukan. Kadang-kadang ada sisa nasi, sekarang saatnya berhemat sekaligus mengurangi timbulan sampah. Kalau biasanya makan di warung itu kan ngambil sendiri ya sekiranya cukup saja,” tuturnya.
Kendati begitu, ia memastikan stok ketersediaan beras di Bumi Sembada masih memadai. Pihaknya menengarai, cadangan beras di Sleman masih cukup hingga tiga bulan ke depan. Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk tidak perlu melakukan panic buying.
“Kami minta agar masyarakat belanja secukupnya saja agar tak terjadi lonjakan harga yang lebih tinggi. Harapannya, nanti biar pelan-pelan harga beras bisa turun,” pintanya.
Disperindag Sleman juga berencana untuk melakukan intervensi harga beras. Salah satunya, dengan melakukan operasi pasar dan bazar murah di sejumlah titik. “Saat ini kami terus koordinasi dengan bulog untuk penyaluran beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) ke masyarakat,” akunya.
Ia berharap, dengan adanya koordinasi itu, kebutuhan beras di masyarakat dapat terpenuhi dan semakin menurunkan harga di pasaran. “Rencana nanti akan intervensi harga dengan melakukan operasi pasar di Gamping. Sedang koordinasikan dengan bulog, nanti akan ada juga bazar murah di 17 Kapanewon di akhir September,” tutupnya. (bam/all)