SEMARANG, Joglo Jateng – Dalam upaya mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng kerahkan sebanyak 57 kelompok relawan. Di dalamnya tergabung dua kelompok bernama Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Masyarakat Mitra Polhut (MMP).
“MPA sama MMP ada 57 kelompok. Satu kelompok rata-rata 40 orang. Ada yang 40 ada yang 30,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng, Widi Hartanto saat dihubungi melalui panggilan WhatsApp, Senin (9/10/23).
MPA dan MMP ialah kelompok relawan binaan DLHK Jateng dan Perhutani yang tersebar di sejumlah hutan di Jateng. Kelompok relawan tersebut intens melakukan patroli ke hutan sebagai bentuk antisipasi karhutla.
Apabila dalam patroli ditemukan lahan terbakar, maka kelompok relawan MPA dan MMP akan melaporkan kejadian itu kepada Damkar, BPBD, maupun instansi lainnya. Relawan juga ikut serta dalam aksi pemadaman kebakaran.
“Mereka melakukan pencegahan dan pemadaman. Mereka ahli membuat sekat bakar ya jadi supaya (kalau ada) kebakaran tidak meluas, tidak menjalar ke mana-mana,” beber Widi.
Widi mengatakan, DLHK Jateng memiliki program pemberian bantuan alat-alat tradisional kepada relawan Masyarakat Peduli Api dan Masyarakat Mitra Polhut yang dapat digunakan untuk memadamkan api.
“Kami sering memberikan bantuan alat-alat kepada teman-teman MPA dan MMP, jadi perannya kalau ada kebakaran hutan mereka sebagai relawan ikut berpartisipasi memadamkan. Dalam konteks penanganan di darat bisa melakukan penanganan melalui alat-alat tradisional. Kalau sudah terjadi ya mereka melakukan pemadaman dengan alat-alatnya,” imbuhnya.
Selain itu, DLHK Jateng juga berkoordinasi dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA). Yakni soal antisipasi penanganan satwa hutan maupun pegunungan yang terdampak kebakaran.
“Saya kira kami sudah melakukan beberapa kali pertemuan dengan stakeholder, BKSDA. Mereka juga punya aparat masyarakat Mitra Polhut yang melakukan patroli ke wilayahnya masing-masing untuk menghindari kejadian kebakaran yang luas,” tandasnya. (luk/gih)