Pilah Sampah Efektif Kurangi Sampah di Pasar

PILAH: Para petugas sedang melakukan pemilahan sampah di salah satu pasar di Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa waktu lalu. (ADIT BAMBANG SETYAWAN/JOGLO JOGJA)

SLEMAN, Joglo Jogja – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman mengklaim telah berhasil mengurangi produksi sampah dari pasar-pasar tradisional. Pengurangan produksi sampah dari pasar tradisional ini tidak lepas dari program pemilahan dan pengolahan sampah yang dilakukan oleh pedagang dan pengelola pasar.

Kepala Bidang Pengelolaan Fasilitas Perdagangan Tradisional Disperindag Sleman Purwoko Haryadi mengatakan, produksi sampah di pasar-pasar tradisional menurutnya sudah berkurang hingga 60 persen. Perumpamaannya, jika sebelumnya dalam sehari sampah yang diangkut sebanyak lima truk, kini hanya dua truk saja.

“Kami saat ini, memang berkomitmen untuk mengurangi timbunan sampah di pasar tradisional,” terangnya, Senin (23/10).

Komitmen itu diperkuat dengan penerbitan surat edaran tentang pengurangan sampah. Program tersebut diklaim sudah berjalan cukup baik di 37 pasar tradisional di Kabupaten Sleman.

Baca juga:  Pemkab Sleman Targetkan Bangun 4 TPST

Menurutnya, pengurangan sampah di Pasar Tradisional Sleman tidak lepas dari peran pedagang dan pengelola pasar. Mereka sudah mulai membentuk budaya pilah sampah atau memisahkan sampah organik dan anorganik.

“Mereka (pedagang pasar tradisional, red) sudah menjalankan surat edaran pengurangan timbunan sampah,” tegasnya.

Terkait dengan bentuk pemilahan sampah di pasar tradisional, para pedagang melakukan pemilahan atas sampah baik organik maupun nonorgankk yang dihasilkan di pasar tradisional. Bahkan, para pedagang juga telah bekerjasama dengan para peternak. Kerjasama dilakukan dalam bentuk pengelolaan sampah organik berupa limbah sayuran menjadi pakan ternak sapi atau ikan.

Baca juga:  Pemkab Sleman Gandeng Stakeholder Olah Sampah Jadi Bahan Bakar

“Sementara untuk sampah anorganik, biasanya di pilah sendiri oleh pedagang atau petugas pengangkut sampah lalu kemudian dijual. Uang hasil penjualan sampah plastik itu kemudian dimanfaatkan untuk membantu operasional pengangkutan sampah,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Mae Rusmi Suryaningsih  menambahkan, pihaknya telah mengaktifkan dua pengolahan sampah organik yang bertempat di Pasar Sleman. Hasil pengolahan itu dibuat kompos dan selanjutnya digunakan untuk memupuk tanaman yang ada.

“Sisa penyaringan nantinya akan dibuang,” tuturnya.

Sebelumnya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengklaim gerakan pilah sampah dari rumah tangga sudah banyak dilakukan masyarakat. Hal itu dilihat dari volume sampah harian di Bumi Sembada yang sudah berkurang hampir 50 ton.

Baca juga:  Cuaca Pengaruhi Tingginya Harga Cabai

“Ini berarti sudah banyak yang melakukannya pilah sampahdan mulai efektif,” terangnya.

Kustini mengaku, gerakan pilah sampah memang gencar disosialisasikan pemkab sejak penutupan TPA Piyungan pada bulan Februari lalu. Bahkan, upaya tersebut juga diwujudkan dengan Surat Edaran (SE) Bupati Sleman dan sosialisasi yang melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Edukasi terus kita lakukan, salah satunya dengan mengurangi sampah. Setelah itu kita tekankan agar sampah itu dipilah agar lebih mudah diolah,” demikian kata dia. (bam/all)