Konsleting Listrik Jadi Sebab Kasus Kebakaran Terbanyak

BAHAYA: Petugas PLN saat melakuan perbaikan listrik di salah satu rumah warga di Yogyakarta beberapa waktu lalu. (RIZKY ADRI KURNIADHANI/JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo Jogja – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta mencatat terdapat 56 kasus kebakaran yang terjadi di wilayahnya. Di mana 20 di antaranya dikarenakan konsleting listrik yang salah satunya di sebabkan pengunaan stop kontak yang berlebihan.

Kepala Damkarmat Kota Yogyakarta Taokhid mengatakan, kebakaran di Kota Yogyakarta ini memang bervariasi penyebabnya, mulai dari kebocoran gas, sampai kelalain manusia. Namun, pihaknya menjelaskan paling banyak kebakaran terjadi karena konsleting listrik.

“Semua itu dikarenakan kualitas kabel yg tidak memenuhi standar, usia saluran listrik yang telah tua, dan memanfaatkan satu stop kontak untuk banyak pemakaian kabel. Sehingga menimbulkan panas yang berlebih yang mengakibatkan kebakaran,” ungkapnya, Rabu (25/10).

Baca juga:  Dispertan Kudus Siapkan Cadangan Pangan untuk Atasi Kondisi Darurat

Sehingga Damkarmat harus selalu sigap dalam menghadapi berbagai permasalahan kebakaran yang terjadi. Salah satu upaya yang dilakukan dengan latihan gabungan oleh beberapa kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selain itu, Taokhid akan melakukan langkah-langkah pencegahan dengan melakukan pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat (SDM) salah satunya dengan membentuk relawan pemadam kebakaran (Redkar) di kalurahan. Hal itu untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mendukung upaya penangulangan kebakaran

“Keberadaan Redkar ini sangat penting dalam peangulangan kebakaran di kampung kampung, karena sering kali personil kami kesulitan mengakses api yang letaknya di tenggah kampung padat penduduk,” jelasnya

Baca juga:  Tim Creations Media Amikom Gelar Seminar Kepemimpinan di MAN 2 Yogyakarta

Sehingga Ia menghimbau kepada masyarakat, untuk selalu memperhatikan istalasi listrik di rumah masing-masing. selain itu menghindari stop kontak yang tertancak terlalu banyak beban.

“Kami harapkan masyarakat memiliki keterampilan mengunakan APAR untuk atisipasi kebakaran. Serta, masyarakat kami himbau untuk melakukan pengecekan barang-barang mudah terbakar, seperti gas supaya tidak terjadi kebocoran,” pungkasnya. (riz/all)