SEMARANG, Joglo Jateng – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah berkomitmen mendorong pengentasan kemiskinan di Jateng melalui program pemberdayaan masyarakat. Tercatat zakat bulanan Aparatus Sipil Negara (ASN) di Jawa Tengah selama 2023 hampir mencapai Rp 130 miliar. Zakat tersebut bakal disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Mereka berzakat itu dititipkan Baznas. Alhamdulillah untuk Jateng tingkat provinsi sudah mencapai Rp 100 miliar, untuk kabupaten/kota sudah melebihi Rp 30 miliar, kalau kita gabung antara provinsi dan kab/kota, hampir setengah triliun, itu untuk pemberdayaan masyarakat yang produktif,” ujar Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji, Kamis (27/6/24).
Baznas Jateng selalu membuka diri untuk berkolaborasi dalam berbagai program pengentasan kemiskinan. Khsusunya untuk membantu masyarakat mandiri dalam hal ekonomi.
“Pertama kita ajak masyarakat kreatif, kita latih untuk jadi pengusaha meski skala kecil di berbagai pelatihan kerja, ada yang tata boga, keterampilan bengkel, semua kita latih supaya mereka mandiri dan tidak berharap bantuan lain,” jelasnya.
Untuk mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat, upaya yang dilakuakan oleh Baznas Jateng ialah memberi bantuan modal usaha yang diawasi oleh para penyuluh agama.
“Selama ini 90 persen (binaan) berhasil. Jadi mereka yang tadinya bekerja, awalnya punya 2 meja (di UMKM), sekarang punya 5 meja. Dulu 2 pembantu, sekarang 5 pembantu. Itu ada kemajuan,” bebernya.
Bantuan itu berupa bisnis besutan Baznas di berbagai sektor. Mulai dari kuliner, hingga bisnis bengkel atau otomotif. Di antaranya z-chiken, z-auto, z-cafe, hingga Rumah Sehat Baznas yang banyak tersebar di Jateng.
Dengan begitu, dia membina warga miskin yang tergolong penerima zakat atau mustahiq untuk meningkatkan kualitas hidup melalui usaha produktif. Maka mereka dapat naik kelas secara ekonomi hingga tergolong sebagai pemberi zakat atau muzakki.
“Setiap event dimana baznas bisa masuk, masuk. Saya kira itu bagus, strategis sekali. Tadi BKKBN sudah mencatat, dia ingin mengubah mustahiq jadi muzakki, sudah paham Baznas. Artinya usaha kita sudah cukup bagus. Kita teruskan, karena tidak boleh puas dengan yang kita capai sekarang,” ungkap Darodji.
Sementara itu, Direktur Pendayagunaan dan Layanan UPZ dan CSR Baznas RI Eka Budi Sulistyo membenarkan usaha z-chiken di Kota Semarang dan sekitarnya, sejauh ini menunjukan hasil bagus.
“Artinya z-chiken bisa diterima masyarakat dan tentunya ini jadi bagian para mustahiq atau penerima manfaat untuk bisa lebih semangat lagi dalam melakukan kegiatan dan mengubah level kehidupannya menjadi muzakki (pemberi zakat),” tutur Eka.
Menurut Eka, upaya ini menjadi syiar Baznas bahwa kegiatan pemberdayaan ekonomi adalah bagian dari pengembangan dan pengelolaan zakat. Khususnya zakat untuk mengentaskan kemiskinan.
“Insyaallah di Jateng kita sedang menyusun untuk z-auto (bengkel milik Baznas), ada 15 kabupaten di bawah koordinasi Baznas Jateng yang akan menerima Z-auto, pemberdayaan montir mustahiq untuk bergerak di bidang otomotif,” katanya. (luk/gih)