KUDUS, Joglo Jateng – Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) Kudus menerima kunjungan kebudayaan atau field trip dari mahasiswa doktoral (s3) Universitas Negeri Jakarta, Sabtu (7/9) kemarin. Studi lapangan dilakukan untuk mengenal potensi KBPW dan strategi manajemen dalam pengembangan komunitas berbasis masyarakat ini.
Sebanyak 45 mahasiswa doktoral dan tiga profesor turut diajak menjelajah titik-titik yang menjadi pusat studi kebudayaan di KBPW. Di antaranya omah ngadep ngidul, taman dolanan, pohon piji dan panggung ngepringan.
Tak hanya dikenalkan aktivasi budaya yang diusung KBPW, puluhan peserta dari program doktoral ilmu manajemen ini turut diajak bernostalgia memainkan dolanan tradisional hingga sajian makanan tempo dulu.
Ketua Panitia field trip UNJ, Wahyu Suprayogi menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengekspresikan kegiatan budaya dan strategi marketing di kampung budaya piji wetan.
“Kami melihat di media sosial bagaimana perkembangan KBPW yang luar biasa hingga saat ini, kreativitas dan kekompakan anak muda yang bisa menarik wisatawan,” ujar Wahyu, Sabtu (7/9).
Lebih lanjut, banyak hal yang dapat dipelajari oleh mahasiswa s3 dari manajemen pengelolaan di KBPW. Seperti halnya strategi marketingnya, manajemen sumber daya manusia dan aktivasi anak muda dalam kegiatan tradisional lainnya.
“Semangat anak muda yang luar biasa, banyak potensi yang dikenalkan, budaya jawa, kegiatan tari, teater sampai nostalgia permainan tradisional, saya yakin membangun ini tidak singkat,” katanya.
Dia menambahkan, manajemen pengelolaan di KBPW diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peserta field trip untuk diaplikasikan sesuai profesi masing-masing.
“Sesuatu yang terlihat sederhana tapi sebenarnya tidak sederhana, dari segi manajemen marketing, SDM yang luar biasa, banyak hal baru yang related dan bermanfaat untuk kami,” tambah Wahyu.
Sementara itu, Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan, Muchamad Zaini menyambut baik kunjungan lapangan yang dilakukan mahasiswa doktoral UNJ ini.
“Field trip tersebut dapat menjadi dorongan bagi KBPW untuk lebih mengaktivasi warga,” tukasnya.
Dia berharap, kunjungan ini dapat berlanjut dengan jejaring yang lebih luas lagi sebagai upaya pemajuan kebudayaan di Muria.
“Sudah menjadi fokus kami untuk mengenalkan kebudayaan Muria, melalui folktarium Muria yang berbasis masyarakat,” pungkasnya. (adm/fat)