Budaya  

Warga Ngemplak Simongan Lestarikan Tradisi Ruwatan

SUASANA: Prosesi siraman dalam Festival Bukit Jatiwayang V 'Sangkan Paran' di Jalan Srinindito Timur No.4, Ngemplak Simongan RW 03, Kelurahan Jatiwayang, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

WARGA Ngemplak Simongan RW 03 Kelurahan Jatiwayang, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang kembali menggelar Festival Bukit Jatiwayang. Adapun kegiatan ini dilakukan selama 8 hari penuh sejak Minggu 8 September 2024 dan puncaknya pada Minggu 15 September 2024.

Festival Bukit Jatiwayang V ini merupakan kegiatan yang berkolaborasi dengan Kolektif Hysteria dengan membawa tema Sangkan Paran. Ada salah satu ritual, yakni siraman.

Ketua RW 03 Agus Setiawan menyampaikan, prosesi ini sudah menjadi segmen rutin sejak 5 tahun lalu di dalam agenda festival. Adapun dalam proses itu yang disiram air bunga merupakan Ketua RT dan RW Ngemplak Simongan.

“Itu menyimbolkan, yang disiram itu ketua RT dan Ketua RW. Agar wilayah kami selalu diberi keberkahan, selalu diberi kemakmuran dan kemudahan dalam hal apa pun,” jelasnya pada Joglo Jateng.

Menurut Agus, prosesi tersebut hanya simbolik ruwatan. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk melestarikan tradisi setempat.

Adapun prosesnya, ‘Siraman’ diawali dengan para Ketua RT dan RW berjalan serta diiring menuju panggung, dengan dipimpin dan dibuka oleh Ketua Sanggar Budaya Jatiwayang. Prosesi tersebut, lantas dilanjutkan ke acara utama, yakni mengguyur satu per satu Ketua RT dan RW oleh para pejabat kelurahan dan tokoh masyarakat.

“Tadi pertama kali yang nyiram Bapak Kepala Kelurahan Ngemplak Simongan, Bapak Slamet Prasetyo. Beliau sebagai perwakilan pemerintahan supaya kami sebagai pemangku wilayah supaya tetap bisa berpikir jernih setiap mengambil keputusan apa pun,” jelas Agus.

Perwakilan Kolektif Hysteria, Ragil Maulana menyebutkan bahwa gelaran Festival Bukit Jatiwayang ‘Sangkan Paran’ kali ini cukup meriah dari tahun sebelumnya. Terlebih ada arak-arakan Gunungan yang menjadi penutupan dari kegiatan tersebut.

“Untuk acara kali ini cukup meriah. Kolektif Hysteria bersama warga saling berkolaborasi, mengangkat kembali histori asal-usul masyarakat Jatiwayang melalui tema ‘Sangkan Paran’ hingga bagaimana mengemasnya dalam berbagai pertunjukan,” kata Ragil.

Pengemasan tersebut tak hanya berbentuk tradisi. Namun, juga panggung hiburan berupa seni kontemporer hingga modern dihadirkan. (luk/adf)