SEMARANG, Joglo Jateng – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang mengimbau kepada seluruh siswa untuk tidak keluar pada malam hari. Hal ini guna mengantisipasi kenakalan remaja dari fenomena kelompok gangster atau ‘kreak’ yang melakukan tawuran antar geng.
Sekretaris Disdik Kota Semarang, Erwan Rachmat mengukapkan, imbauan ini juga merupakan masukan dari Polrestabes Semarang melalui Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti oleh seluruh kepala sekolah (kepsek) pada Jumat (20/9) lalu.
Menurutnya, hal ini sangat bagus untuk diterapkan oleh siswa. Sehingga masing- masing pihak sekolah memberi imbauan berupa flyer dan diposting melalui media sosial. Dalam flyer tersebut, mereka memberikan imbauan jam batas sampai rumah kepada anak-anak sampai pukul 8 malam.
“Imbauan ini tidak ada batasnya, jadi kita harus selalu mengedukasi anak-anak dan ortu, khususnya di hari Sabtu dan Minggu. Kalau tidak ada kegiatan yang tidak penting atau urgent tidak perlu keluar. Kalaupun ada betul-betul (dalam kondisi) aman,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, belum lama ini.
Selain pemberitahuan melalui media sosial, kata Erwan, pihaknya juga turut mengumpulkan semua perangkat daerah seperti camat dan lurah se-Kota Semarang untuk membantu pendataan terkait anak-anak yang tidak sekolah.
“Anak-anak yang putus sekolah yang sekiranya ingin melanjutkan pembelajaran kembali, kami akan arahkan mereka untuk ikut pendidikan kesetaraan. Sehingga, melalui pendidikan kami yakin mau melakukan perubahan yang mengarah ke lebih bagus,” jelasnya.
Dalam hal ini, pihaknya berupaya mendata anak-anak yang putus sekolah dari tingkat SD hingga SMA. Setelah itu, mereka nantinya diajarkan langsung oleh guru-guru penggerak yang berjumlah kisaran 400-an orang.
“Di samping itu kami juga meminta masukan dari berbagai lapisan masyarakat mulai dari tokoh masyarakat, wartawan, tokoh pendidikan untuk bisa berdiskusi bagaimana baiknya, sementara itu kami mencobanya seperti itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, permasalahan soal kenakalan remaja ini tidak hanya diselesaikan oleh Disdik maupun kepolisian saja, namun seluruh stakeholder juga turut terlibat dengan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam mengawasi anak-anak.
“Kemudian kalau ada yang punya sajam itu jangan sampai alat itu digunakan pada saat malam hari apalagi digunakan untuk hal-hal yang tidak baik,” ujarnya.
Disisi lain, ia menuturkan, sangat penting adanya pengembangan karakter pada siswa. Dirinya mengingatkan jangan sampai kita menomorsatukan materi, namun soal pembelajaran karakter jadi terbengkalai.
“Karakter dulu yang diperbaiki baru kompetensi akademik, kami memberikan kesempatan pada anak berkembang. Saya yakin kondisi di Kota Semarang ini akan lebih baik dan itu (kenakalan remaja) bisa diantisipasi dengan berbagai hal,” pungkasnya. (int/gih)