WARGA RT 3 RW 4 Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang membuka sebuah warung makan untuk sarapan dengan harga Rp 5 ribu. Tempat makan ini digunakan mereka untuk ladang bersedekah dengan sesama.
Warung yang diberi nama ‘Sarapan Lima Ribu’ tersebut buka setiap hari Senin, Rabu dan Jumat. Bentuk kegiatan sosial itu diinisiasi oleh warga setempat sejak 7 Mei 2023 silam.
“Awalnya kita membuat Sarapan Lima Ribu dari terinspirasi banyaknya contoh (sedekah, Red.) di sosial media. Khususnya apa yang dilakukan seorang tokoh di Jakarta bernama Jusuf Hamka,” kata salah seorang penggagas Sarapan Lima Ribu, Dhani Hirnawan ketika ditemui, beberapa waktu lalu.
Dhani lantas membeberkan menu yang disajikan ke masyarakat berbeda-beda. Masyarakat yang datang boleh mengambil nasi sepuasnya dengan lauk-pauk yang telah sediakan.
“Kalau kita murni untuk jualan, mungkin satu menunya itu harga Rp 10 ribu. Awalnya itu kita mau kasih sarapan gratis, cuman dari warga kurang setuju karena tidak mengedukasi,” imbuhnya.
Kendati menjual menu sarapan pagi dengan harga yang cukup murah, pihaknya juga turut menyediakan ratusan porsi nasi gratis untuk kaum dhuafa.
“Kira-kira sekarang ini kami menyediakan 100 porsi sarapan gratis. Terus 150 porsinya kita jual dengan harga Rp 5 ribu. Total setiap paginya kami menyediakan 250 porsi nasi untuk sarapan,” terangnya.
Lelaki yang menjabat sebagai Ketua RT 3 RW 4 ini mengungkapkan semula sumber keuangan untuk menggerakkan Sarapan Lima Ribu berasal dari warga. Seiring berjalannya waktu, banyak orang-orang luar yang ikut berdonasi agar kegiatan bermanfaat tersebut tetap jalan.
Hanya saja kata Dhani warga tidak mengizinkan Sarapan Lima Ribu ditunggangi oleh kegiatan politik maupun pemerintahan. Pihaknya tidak segan menolak donasi jika yang memberi punya kepentingan tertentu.
Diakuinya semenjak membuka Sarapan Lima Ribu di sebuah halaman kafe yang beralamat di Jalan Basudewo, respon masyarakat sekitar cukup tinggi. Bahkan ada beberapa orang yang tidak kebagian lantaran keterbatasan porsi nasi yang disediakan.
“Kalau secara perhitungan pasti rugi. Tapi kita nggak jualan, kita konsepnya memang sedekah. Sekarang kita punya juru masak dan dia yang nentuin sendiri menu-menunya,” paparnya. (luk/adf)