KUDUS, Joglo Jateng – SMK Wisudha Karya Kudus terus berkomitmen memberikan peluang meningkatkan ekonomi para lulusannya. Hal ini diupayakan melalui program magang ke Jepang. Program yang berjalan sejak 2021 hingga 2024 ini telah memberangkatkan sekitar 60 siswa dari empat angkatan.
Kepala SMK Wisudha Karya Kudus, Fakhrudin menyebutkan, Jepang menjadi salah satu negara tempat tujuan pemagang dari berbagai instansi yang akan mengisi kebutuhan tenaga kerja. Baik bidang teknologi maupun lintas teknologi. Bekerja sama dengan LKP Hamaren, SMK Wiskar rutin mengirimkan siswa-siswinya dua kali dalam setahun. Yaitu periode Februari dan September.
“Program ini telah dijalankan sejak 2021. Pada angkatan pertama tersebut kami memberangkatkan sekitar 17 siswa. 2024 ini merupakan tahun ke empat dan angkatan ketujuh kami bermitra dengan Hamaren. Sementara yang saat ini sedang masih tahap pelatihan adalah angkatan kelima dan keenam,” jelasnya.
Ia menargetkan, 30 peserta didik dalam tiap tahunnya di semua jurusan. Baik mesin otomotif, listrik, elektronika dan pelayaran.
Pada tahun keempat ini, sekolah sedang melakukan proses perekrutan. Tepatnya 20-21 November lalu, seluruh peserta didik kelas 12 mengikuti sosialisasi program pemagangan ke Jepang. Tak hanya sistem magang, anak-anak yang dibagi dalam empat sesi tersebut juga belajar budaya, kebiasaan dan segala hal pernak-pernik terkait negara Jepang.
“Di dalam sosialisasi itu, mereka mendapat ilmu terkait sejarah perjalanaan sekolah dan Hamaren, lalu data dan fakta terkait alumni magang dan sebarannya. Juga dikenalkan budaya ,tarian hingga makanan khas jepang,” imbuhhnya.
Setelah dilakukan sosialisasi, proses rekrutmen dibuka. Para peserta didik bisa melakukan pendaftaran dan mengikuti proses seleksi terdiri dari psikotes, interview, tes fisik dan medichal chek up. Dan bagi mereka yang lolos maka akan mulai mengikuti pendidikan dan pelatihan bahasa Jepang pada Februari 2025 .
“Anak-anak yang lolos akan mengikuti pelatihan bahasa selama 6 bulan sembari mereka melakukan interview dengan perusahaan agar usai pelatihan yaitu di bulan ke 7 bisa langsung berangkat,” bebernya.
Program unggulan ini diikuti para pemagang dengan kontrak minimal tiga hingga lima tahun. Sehingga dibutuhkan komitmen dan kesiapan mental serta restu orang tua. Modal skill dan sertifikat yang telah didapat para pemagang tentunya akan membuka banyak peluang kerja di berbagai perusahaan atau industri di Indonesia.
“Selama di Jepang, mereka bisa memfasilitasi diri dengan ijazah sarjana jika disambi dengan kuliah, selain itu bawa uang saku dan ijazah atau sertifikat magang yang berpeluang untuk dijadikan bekal masuk ke industri,” paparnya.
Progrma unggulan ini, lanjut Fakhrudin, bertujuan untuk membantu status perekonomian keluarga. Sehingga harapannya dengan banyaknya alumni di Jepang, mereka akan kembali ke tanah air dengan bekal masa depan mereka yang sejahtera. (cr1/fat)