Pati  

Klaim Menangi Pilkada Pati 2024, Sudewo-Chandra Syukuran Sembelih Kerbau

HANGAT: Sudewo bersalaman dengan para pendukung yang menghadiri tasyakuran klaim kemenangan di rumahnya, Kamis (28/11/24) malam. (LUTHFI MAJID/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Pati nomor urut 01, Sudewo-Risma Ardhi Chandra (Sudewo-Chandra) mengadakan tasyakuran setelah mengklaim memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pati 2024, kemarin malam. Dalam tasyakuran ini, pasangan ini menyembelih kerbau.

Tasyakuran yang digelar dirumah kediaman Sudewo di Desa Slungkep, Kecamatan Kayen, Pati itu dihadiri oleh ribuan pendukung. Baik relawan, maupun para petinggi partai politik (parpol). Mereka dijamu hidangan nasi dengan daging kerbau.

“Tasyakuran sebagai tanda rasa syukur kami mendapatkan suara terbanyak dari hasil pemungutan suara yang dilakukan kemarin,” kata Sudewo di sela-sela tasyakuran.

Baca juga:  Demokrat Pati Legowo Sudewo-Chandra Klaim Menangi Pilkada

Menurutnya, pendukungnya sadar bahwa tasyakuran ini bukanlah euforia. Ini hal yang biasa sebagai tanda terima kasih dan rasa syukur kepada Tuhan yang maha kuasa.

“Proses perjuangan yang luar biasa. Menyita tenaga, waktu, energi yang cukup panjang dan pada akhirnya membuahkan hasil. Kami pasangan calon nomor 1 sebagai pemenang sudah sewajarnya para pendukung sujud syukur pada malam hari ini,” ucapnya.

PADAT: Ribuan pendukung Sudewo-Chandra dijamu hidangan nasi dengan daging kerbau, Kamis (28/11/24). (LUTHFI MAJID/JOGLO JATENG)

Sudewo mengklaim dirinya bersama pasangannya, telah memenangkan kontestasi Pilkada Pati 2024. Yakni dengan perolehan kemenangan 54 persen. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada para  pendukung dan masyarakat Kabupaten Pati

Baca juga:  Anggota KPPS Meninggal Dunia, Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit saat Bertugas

“Kami real count 54 sekian persen. Dengan suara 410 ribu. Kami mengucapkan terima kasih kepada pendukung yang telah berjuang all out untuk memperjuangkan saya,” terangnya.

Sementara saat ditanya tentang menyembelih kerbau, Sudewo mengatakan penyembelihan hewan tersebut tidak memiliki makna tertentu. Namun hanya sebatas untuk hidangan para pendukung.

“Tidak ada makna tertentu. Tradisi di sini memang motong kerbau. Mau punya gawe, mantu, nyunatno, atau nyewu, itu motong kerbau. Tidak makna apapun,” pungkasnya. (lut/fat)