KUDUS, Joglo Jateng – M Hasan Chabibie, Penjabat (Pj) Bupati Kudus mengungkapkan komitmennya untuk mendorong potensi santri di Kabupaten Kudus. Ia menekankan pentingnya peran santri dalam perkembangan sosial, budaya dan agama, serta mendorong mereka untuk mengasah kemampuan agar dapat berkontribusi lebih besar di tingkat internasional.
Hasan yang dikenal sebagai sosok yang aktif dalam dunia pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, mengajak para santri untuk tidak hanya menjadi pemimpin di lingkup lokal atau nasional, tetapi juga memiliki kesempatan untuk berkiprah di pentas dunia.
“Santri di Kudus harus memiliki visi yang lebih besar. Kita ingin santri-santri Kudus bisa naik level, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga bisa bersuara di level internasional. Mereka harus bisa menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya tempat untuk menuntut ilmu agama, tetapi juga sebagai tempat untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi dunia,” ungkapnya, Jumat (6/12/2024).
Lebih lanjut, ia menambahkan, Kabupaten Kudus memiliki banyak potensi yang bisa digali dari kalangan santri, baik dalam bidang pendidikan, kewirausahaan, maupun diplomasi internasional.
Hasan menekankan pentingnya mengembangkan keterampilan yang tidak hanya berbasis pada ilmu agama, tetapi juga pada teknologi, komunikasi, dan kemampuan berbahasa asing. Hal ini, menurutnya, akan membuka peluang bagi santri untuk berbicara dan bersaing di kancah global.
“Pendidikan di pesantren bukan hanya soal kitab kuning. Kita juga harus membuka peluang untuk santri belajar bahasa asing, teknologi informasi, dan keterampilan lain yang relevan dengan kebutuhan dunia sekarang ini. Kami ingin santri-santri Kudus menjadi pemimpin yang bukan hanya unggul di bidang agama, tetapi juga di bidang lainnya, seperti teknologi, seni, dan sosial,” tegasnya.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus mendukung inisiatif-inisiatif yang dapat membuka peluang bagi santri untuk memperluas cakrawala mereka. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kerja sama antara pondok pesantren di Kudus dengan lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi internasional.
“Kami akan menjalin lebih banyak kemitraan dengan berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun luar negeri agar santri-santri Kudus bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar, konferensi internasional, dan kegiatan lainnya yang dapat memperluas wawasan mereka,” tambah Hasan.
Tantangan besar, kata dia, dihadapi oleh para santri dalam upaya mewujudkan impian tersebut. Tidak hanya terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan, tetapi juga soal akses terhadap fasilitas dan teknologi yang memadai.
Namun, dengan adanya komitmen kuat dari pemerintah daerah, banyak pihak berharap Kudus bisa menjadi pusat pendidikan yang lebih maju dan inklusif, yang mampu membawa santri di kabupaten ini untuk tampil di kancah internasional.
Kudus sebagai salah satu daerah dengan konsentrasi pondok pesantren yang cukup tinggi, telah lama dikenal sebagai pusat pendidikan Islam yang melahirkan banyak ulama dan tokoh-tokoh berpengaruh. Pondok pesantren di Kudus memiliki kontribusi yang besar terhadap pembentukan karakter dan akhlak generasi muda.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023, jumlah santri di Kabupaten Kudus mencapai 23.548 orang. Sementara itu, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus menyebutkan bahwa 195 pondok pesantren di Kudus sudah memiliki izin operasional pondok pesantren. Sedangkan potensi total pondok pesantren yang ada di Kudus mencapai 225 pondok pesantren. Angka tersebut terus mengalami peningkatan setiap bulannya dengan persentase tergantung jumlah pengajuan. Dengan jumlah tersebut, potensi santri di Kudus luar biasa.
“Kini, dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, pondok pesantren diharapkan bisa menjadi lebih modern dan terhubung dengan perkembangan zaman,” ucap Hasan.
Dengan semangat ini, M Hasan Chabibie berharap bahwa langkah-langkah yang diambil untuk mengembangkan potensi para santri dapat memberikan dampak positif jangka panjang, baik bagi para santri itu sendiri maupun bagi kemajuan Kabupaten Kudus secara keseluruhan.
“Kudus akan terus maju, dan santri di Kudus harus siap untuk naik level. Kami akan mendukung mereka hingga bisa mengukir prestasi di level internasional,” tutupnya.
Jajaki Kerja Sama dengan Pemerintah Inggris
Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjajaki kerja sama di berbagai bidang dengan Pemerintah Inggris, menyusul besarnya potensi yang bisa dikerjasamakan. Salah satunya untuk mengangkat santri-santri di Kudus agar bisa naik ke level internasional.
“Kami optimistis potensi besar Kudus, tinggal perlu keberanian, visi, dan keinginan politik untuk membawa keunggulan kota ini ke kancah dunia. Saya ingin kader-kader terbaik dari Kudus, bisa berkontribusi di level internasional,” kata Penjabat Bupati Kudus M. Hasan Chabibie di Kudus, Kamis (15/2)
Selain itu, kata dia, Pemkab Kudus juga menjajaki potensi kerja sama dengan pemerintah kota di Inggris, untuk kota kembar atau sister city. Pemkab Kudus, imbuh dia, ingin membangun kerja sama dengan pemerintah kota di Inggris, untuk kerja sama jangka panjang dan berkelanjutan, seperti kerja sama dengan Pemerintah Kota London, Liverpool, Birmingham, atau kota-kota lain bisa saling berkontribusi.
“Kami juga ingin belajar tentang sistem pendidikan vokasi, tata kota, transportasi publik, serta green energy, dan penanganan climate change. Sementara, kami bisa mengantarkan terkait harmoni budaya, maupun toleransi antar umat beragama,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemkab Kudus menerima kunjungan delegasi dari komunitas Muslim di Inggris, dari organisasi Minhaj Welfare Foundation pada Rabu (14/2). Dalam kunjungan itu, hadir Direktur Operasional Minhaj Welfare di Inggris Adnan Sohail, Director Finance Muhammad Imran Qureshi, serta Managing Director Minhaj Welfare Faisal Hussain.
Dalam pertemuan yang berlangsung di pendopo Kabupaten, Pj. Bupati Kudus Dr. M. Hasan Chabibie ditemani oleh Ny Aini Hafidz, Pj Sekda Kudus Revlianto Subekti serta staf khusus Bidang Inovasi, Strategi dan Komunikasi Munawir Aziz.
Dalam pertemuan terbatas, Pemkab Kudus dan Minhaj Welfare Foundation bersepakat untuk menginisiasi beberapa program strategis, seperti pengiriman dai dari Kudus ke Inggris, memperkuat jaringan riset akademik dan think-tank, serta inisiasi syster city dengan pemerintah kota di Inggris Raya.
Managing Director Minhaj Welfare Faisal Hussain mengungkapkan bahwa pihaknya menyambut baik inisiasi kerja sama dengan Pemkab Kudus.
“Kami dari Minhaj Welfare Foundation punya jejaring global dan sudah beberapa tahun terakhir menjalin kerja sama dengan beberapa pihak di Indonesia. Dalam pertemuan dengan British Ambassador di Jakarta Dominic Jermey, kami mendapat apresiasi karena kerja sama orang ke orang yang kami inisiasi berkontribusi penting untuk memperkuat hubungan antar negara, Indonesia dan Inggris,” ujarnya.
Minhaj Welfare Foundation juga mendukung dan siap membantu inisiasi pemerintah Kabupaten Kudus dalam kerja sama dengan beberapa pemerintah kota di Inggris.
Sebelumnya, utusan dari Pemkab Kudus sudah bertemu dengan delegasi dari British Embassy di Jakarta untuk membahas kerja sama antar pihak, khususnya dalam mematangkan ide kerja sama English for Ulama, dari Kudus untuk dikirim ke beberapa komunitas Muslim dan kampus di Inggris Raya. (uma/ara/adf/gih)