BANDUNG, Joglo Jateng – Koordinator Wilayah Aktivis Sufi Muda Jawa Barat, Syukron Ma’mun, bersuara perihal pelaksanaan Kongres JATMAN di Semarang yang diinisiasi oleh PBNU. Menurutnya, adanya kongres itu justru memancing polemik lain.
Dia mengatakan, polemik itu memunculkan isu liar soal organisasi thoriqoh akibat “campur tangan” PBNU, sehingga bisa menimbulkan kesan negatif di mata publik. Dengan demikian, yang akan dirugikan adalah NU sendiri.
“Siapa yang paling diuntungkan dengan ruwetnya ini? Apakah orang NU atau orang yang tidak suka NU dan JATMAN maju? Tentu saja yang paling senang adalah Wahabi dan ekstrimis,” ujarnya di Bandung, Senin (9/12/2024).
Ia mengingatkan peran JATMAN sangat vital dalam menjaga perdamaian baik lokal maupun internasional. Ketika JATMAN lemah, dikebiri, maka mereka yang ingin memecah belah Indonesia akan bersorak sorai sebab penghalang utama mereka, yaitu JATMAN, sudah dilemahkan.
Dia juga mempertanyakan kenapa sikap PBNU ke JATMAN tidak seperti sikap PBNU kepada GP Ansor era Gus Yaqut dan Muslimat NU. Ditambah lagi, pihak PBNU dan pendukung Kongres Jatman hanya mengandalkan komunikasi dan framing di media massa dan media sosial.
“Ada kepentingan apa? Apa karena pengaruh JATMAN yang sudah mendunia? Kita jujur tidak mengerti dengan langkah PBNU terhadap JATMAN sekarang ini. Sangat heran,” imbuh Syukron.
Lebih lanjut, bagi Syukron, pelaksanaan Kongres JATMAN di Semarang adalah cacat hukum karena tidak sesuai dengan PD/PRT JATMAN. “Secara nama saja, itu sudah cacat hukum sebab tidak sesuai dengan PD/PRT JATMAN,” kata dia.
Syukron menegaskan, “Dalam PD/PRT JATMAN adanya Muktamar dan yang berwenang melaksanakan Muktamar adalah Idaroh Aliyah. Jadi jelas, tidak ada namanya Kongres JATMAN, kalau ada (Kongres JATMAN), maka secara otomatis batal demi hukum”. (*/gih)