KUDUS, Joglo Jateng– Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Kudus menyebutkan akan ada penambahan stok bahan pokok bidang hortikultura pangan. Utamanya sayuran tomat dan ketimun di tahun mendatang.
Berdasarkan pantauan harian yang dilakukan oleh Disdag, terdapat lonjakan harga selama tiga pekan dterakhir untuk dua komoditas tersebut.
Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen, Minan Mochamad menyampaikan, tomat dan ketimun sampai Selasa (11/12) lalu masih bertahan pada harga Rp13.000 per kilogram. Kemudian untuk tomat yang tadinya pada pekan awal Rp11.000, dan ketimun yang tadinya Rp7.500 menjadi Rp8.500 per kilogram.
Meski masih dalam tahap aman, menurutnya, 2025 mendatang perlu ditambahkan stok untuk dua komoditas itu. Mengingat, ketahanan waktu dari tomat dan ketimun hanya berlangsung beberapa hari setelah panen dilakukan.
“Untuk berapa jumlah pastinya, kami belum bisa memberitahukan. Ancang-ancang dulu saja, karena perhitungan melalui aplikasi Kemendag ini setiap hari ada perubahan, meski cuma nol koma sekian persen,” ujarnya.
Minan menambahkan, perlunya koordinasi dengan lembaga terkait dalam penambahan stok. Menjelang tahun baru, dua sayuran ini dikatakannya juga menjadi primadona hidangan. Masa liburan juga mempengaruhi ketersedian tomat dan ketimun di pasaran.
“Kami perlu koordinasi lanjut dengan Dispertan juga, karena mapping tanam untuk tanaman pangan itu juga dari mereka. Tomat dan timun ini juga banyak dijadikan lalapan tentunya di tahun baru nanti. Warung dan restoran juga setiap hari membutuhkan,” jelasnya.
Senada dengan Minan, pedagang di Pasar Baru Kudus, Eva (35) mengatakan, harga tomat dan ketimun naik selama hampir sebulan. Ia juga mengeluhkan, selama sepekan ini dirinya hanya membeli beberapa kilo saja untuk persediaan di kiosnya.
“Awal November masih Rp7000 per kilo untuk timun. Tapi sekarang belinya saja sudah sekitar Rp8.250. Kalau untuk tomat sekarang harga belinya sudah mencapai Rp12.500,” bebernya.
Ia berharap, adanya kebijakan dari Pemerintah dalam hal ini Pemkab. Guna memperhatikan ulang pengelolaan pasar beserta fasilitasi yang disediakan.
Disdag sendiri menilai, faktor cuaca ekstrem di berbagai wilayah akhir-akhri ini, menjadi salah satu kendala dalam pendistribusian dua sayuran tersebut. Meski demikian, pihaknya tetap berupaya memenuhi kebutuhan pokok masyarakat secara optimal. (cr8/fat)