KUDUS, Joglo Jateng – dr. Wahyu Wijanarko resmi dilantik menjadi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kabupaten Kudus periode 2024-2027 dalam sebuah acara yang berlangsung di Hotel @hom, belum lama ini. Pelantikan ini dilakukan Ketua IDI Provinsi Jawa Tengah, dr. Telogo Wismo Agung Durmanto, yang memimpin prosesi pengucapan janji komitmen organisasi. Kemudian secara simbolis menyematkan selempang kepada Wahyu Wijanarko beserta jajaran pengurus baru.
Wahyu Wijanarko menyampaikan komitmennya memajukan IDI Kudus dengan fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas anggota serta profesionalisme dokter. Ia menegaskan pentingnya kesejahteraan dokter agar mereka dapat bekerja dengan profesionalisme tinggi.
“Tentunya kita fokus sebagai organisasi profesi. Kita ke anggota dulu, berkaitan dengan kesejahteraan dokter, perlindungan hukum, dan mendukung praktek dokter agar berjalan baik dan aman dari tuntutan hukum,” ucapnya.
Wahyu menambahkan, dengan tercapainya kesejahteraan dokter, akan ada dampak positif terhadap profesionalisme mereka. Pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan di Kudus dan manfaatnya bagi masyarakat luas.
“Untuk program, nanti akan kami analisa terkait manfaat untuk anggota dulu, bagaimana bisa berjalan dokter yang profesional dan nyaman praktek. Kemudian menekankan integritas dokter yang punya jiwa penolong bukan komersial,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya memperkuat hubungan kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten Kudus untuk mendukung peningkatan pelayanan kesehatan. Dia berencana untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah dalam mengembangkan program-program kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat serta dukungan lainnya untuk para tenaga medis.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Kudus, M Hasan Chabibie yang hadir dalam kesempatan itu berpesan, agar pengurus IDI yang baru menerapkan prinsip gold mindset dalam menghadapi perkembangan dunia kesehatan yang semakin dinamis. Mengingat teknologi kini menjadi salah satu aspek penting dalam kemajuan sektor kesehatan.
“Tidak kalah penting, adaptasi dengan teknologi baru. Masyarakat berani invest mahal itu di dunia kesehatan dan pendidikan, maka agar itu tercapai dokter, rumah sakit maupun tenaga kesehatan harus beriringan dengan teknologi,” paparnya.
Hasan menekankan pentingnya koordinasi yang erat antara IDI dengan pemerintah daerah dalam merespons isu-isu kesehatan yang ada. Ia berharap IDI dapat memberikan masukan konstruktif dalam penyusunan regulasi dan tata kelola di dunia kesehatan agar tercipta pelayanan yang lebih baik dan efisien. (uma/fat)