Pati  

LPM Terma STAI Pati Luncurkan Majalah tentang Kekerasan Seksual

SUASANA: Peluncuran Majalah Terma edisi ke-7 tahun 2024. Peluncuran ini digelar bersamaan dengan seminar anti kekerasan seksual yang diadakan di Gedung A STAI Pati, Minggu (29/12/24). (DOK. LPM TERMA STAI PATI/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Teropong Mahasiswa (Terma) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Pati meluncur majalah edisi ke-7 tahun 2024. Majalah tersebut membahas tentang kekerasan seksual.

Peluncuran Majalah Terma ini digelar bersamaan dengan seminar anti kekerasan seksual yang diadakan di Gedung A STAI Pati, Minggu (29/12/24). Acara ini turut dihadiri oleh Waka II STAI Pati, Abd Aziz, Pembina LPM Terma, Indar Wahyuni, Ketua Dema STAI Pati, M. Lukmanul Hakim, dan Perwakilan Ormawa se-STAI Pati.

Pimpinan Umum LPM Terma Kukuh Wahyu Hidayat dalam pemaparannya menyampaikan ucapan terima kasih STAI  Pati karena telah terbuka memberikan kesempatan pembuatan majalah ini. Menurutnya, majalah tersebut langkah pencegahan kekerasan di lingkungan kampusnya.

Baca juga:  Judol Jadi Salah Satu Pemicu Ribuan Wanita Menjanda

“Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada STAI Pati yang memberikan dukungan kepada kami dan seluruh crew Terma yang telah membantu dalam menerbitkan majalah ini,” ujar Kukuh.

Pembina LPM Terma, Indar Wahyuni mengatakan bahwa seminar dan peluncuran majalah Terma ini sebagai komitmen pencegahan kekerasan di perguruan tinggi. Menurutnya, perlu adanya dukungan semua elemen perguruan tinggi untuk menekan kasus tersebut.

“Komitmen tersebut diwujudkan dalam seminar dan launching majalah Terma dengan tema urgensi menghentikan kekerasan seksual di perguruan tinggi,” tuturnya.

Ia menyadari pencegahan kekerasan seksual bukan hal mudah. Sehingga seminar ini bisa memberikan manfaat khususnya dalam menjaga diri agar terhindar dari kekerasan seksual yang tidak diinginkan pada diri sendiri.

Baca juga:  Kades Suwatu Pati Diduga Lakukan Pemerasan hingga Palsukan SK Pengabdian saat Pengisian Perades

“Tentu tugas ini tidak mudah oleh karena itu dibutuhkan sinergitas antar elemen mulai mahasiswa, dosen bersama sama berkomitmen untuk mencegah kekerasan seksual,” terang Indar. (lut)