PURWOREJO, Joglo Jateng – Pemadam Kebakaran (Damkar) akhir-akhir ini menjadi idola baru warganet tanah air. Puja-puji warganet pun dilontarkan karena merasa Damkar sangat responsif ketika menerima aduan. Akibat viralnya Damkar di media sosial, hal itu juga berimbas ke Mako Damkar lainnya, termasuk Damkar Kabupaten Purworejo yang bernaung di bawah instansi Satpol PP Damkar.
Kabid Damkar Purworejo Slamet menjelaskan, mereka memiliki tugas pemadaman kebakaran dan penyelamatan non kebakaran. Tugas non kebakaran inilah yang banyak disukai dan diapresiasi oleh masyarakat.
“Untuk tugas penyelamatan non kebakaran antara lain adalah warga meminta evakuasi ular, evakuasi sarang tawon, melepas cincin dan lain-lain. Paling banyak, warga meminta tolong untuk melepas cincin. Tahun 2024 lalu, sebanyak 59 orang berhasil kami lepas cincin. Untuk kebakaran, sebanyak 75 kejadian di tahun 2025,” katanya, Senin (3/2/25).
Slamet menyebut, banyak warga yang datang ke Mako Damkar di Jalan Kiai Brengkel Nomor 28 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan/Kabupaten Purworejo itu untuk melepas cincin mereka. “Yang meminta tolong melepas cincin dari mulai bayi hingga orang tua. Biasanya cincin sudah kekecilan dan membuat jari bengkak. Kami memiliki teknik tersendiri untuk melepas cincin di jari yang bengkak,” paparnya.
Sementara itu, petugas lapangan Damkar Purworejo Galang Pristiwanto menambahkan, bukannya masyarakat tidak ingin datang ke rumah sakit untuk melepas cincin di jari mereka. Namun memang pihak rumah sakit kadang merekomendasikan warga datang ke Mako Damkar.
“Saya pernah ditelepon RS Tjitrowardojo karena ada pasien yang ingin melepas cincin di jari mereka. Jadi saya datang dan melepas di sana. Ada alat dan teknik khusus, alatnya gerinda tunner. Kami diajari penyelamatan itu di Latsar dan memang ada SOPnya,” tuturnya.
Pihaknya sering menerima telepon iseng dari masyarakat. Bahkan ada juga yang mengirimkan curhatan masalah keluarga ke WA Damkar Purworejo.
“Telepon iseng banyak, ada yang curhat, ada yang menggoda. Bary-baru ini ada telepon minta tolong evakuasi ular, tapi setelah kami tanya alamatnya, ternyata domisili di Tuban. Semua telepon dari masyarakat tetap kami layani dengan baik, jika bersifat urgen, kami arahkan untuk melapor ke pihak-pihak terkait,” tutur Galang.
Sedangkan, saat ini Damkar Purworejo memiliki 7 unit mobil pemadam dan 2 pos pemadam di Kutoarjo dan Purwodadi. Idealnya, untuk mengejar respond time 15 menit, di semua eks karesidenan (7 eks karesidenan), ada pos damkar.
Untuk mempermudah tugas, Damkar Purworejo juga membentuk Redkar (Relawan Desa Pemadam Kebakaran). Saat ini sudah terbentuk 350 Redkar di Purworejo. Mereka menargetkan 494 desa dan kelurahan yang ada di Purworejo dapat terbentuk Redkar.(mrn/sam)