Kendal  

Usai Dampingi Komisi C dan DLH Kendal Sidak Tambang di Ngampel, Warga Didatangi Preman dan Intimidasi 

Ilustrasi

KENDAL, Joglo Jateng – Nasib yang kurang baik dialami warga Kecamatan Ngampel berinisial AS usai menemani Ketua Komisi C DPRD Kendal bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal inspeksi mendadak (sidak) ke tambang galian C di Desa Jatirejo Kecamatan Ngampel.

AS didatangi preman di rumahnya dan diintimidasi. Ia menuturkan, preman yang sosoknya sudah tak asing lagi bagi dirinya dan diduga jadi beking pengusaha tambang menuduh dirinya sengaja mengundang Ketua Komisi C DPRD Kendal bersama Kepala DLH Kendal untuk sidak ke lokasi tambang. Padahal dirinya tidak mengundang sama sekali, hanya diminta untuk mendampingi.

“Kejadiannya itu sudah beberapa hari lalu. Saya kan diminta untuk menemani Mbak Siska (Ketua Komisi C) dan Pak Aris (Kepala DLH Kendal) ke lokasi tambang. Sorenya, tepat setelah saya solat Maghrib langsung didatangi preman itu,” terang AS, Senin (14/4/2025).

Preman tersebut, kata AS, datang ke rumahnya langsung marah-marah dan berteriak keras. Sang preman menuduh AS sengaja mendatangkan Ketua Komisi C dan Kepala DLH Kendal ke lokasi tambang, sehingga alat berat berupa eskavator langsung dihentikan tidak boleh beroperasi.

Suara keras dengan nada marah dari sang preman membuat anaknya yang masih balita dan istrinya ketakutan.

“Sambil marah-marah preman itu juga minta ganti rugi Rp 3 juta, karena alat berat di lokasi tambang berhenti beroperasi,” ungkapnya.

Kejadian intimidasi yang dialami sebenarnya hendak dia laporkan ke kepolisian. Namun, karena pada saat kejadian dia tidak membawa handphone untuk merekam, usaha melaporkan kasus ini urung dilakukan.

“Saya pas nggak bawa HP jadi tidak bisa merekam. Alat buktinya tidak ada ya saya tak jadi melaporkan kasus ini,” ujarnya.

Dia menyampaikan, baik dirinya maupun warga di Kecamatan Ngampel tidak ada yang melarang adanya aktivitas penambangan. Warga hanya meminta agar para pengusaha tambang lebih peduli dengan warga sekitar.

“Di sepanjang jalan Magangan ini kalau cuaca terang, debunya sangat luar biasa. Masuk sampai ke rumah -rumah warga yang di dalam gang. Kasihan yang punya anak banyi, karena bisa menyebabkan sesak nafas,” ungkapnya.