Pemkot Yogyakarta Beri Perhatian pada Stunting

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. (AFIFUDIN / JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo Jogja – Kasus stunting adalah problem yang menjadi perhatian di beberapa daerah, salah satunya Kota Yogyakarta. Dimana tidak terpenuhinya asupan gizi pada seribu hari pertama usia anak. Yakni dari masa kandungan hingga usia dua tahun.

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, terjadinya stunting tidak hanya karena kemiskinan. Namun, stunting disebabkan karena masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang pemberian makanan bergizi pada anak.

“Stunting terjadi karena rendahnya pemahaman tentang pengolahan dan pemberian makanan bergizi untuk anak, baik yang sedang dikandung, sedang disusui maupun yang berusia hingga dua tahun,” ungkapnya baru-baru ini.

Pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan stunting di Kota Yogyakarta. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui dijalankannya berbagai program. Seperti dapur balita mbagehi ngluwihi, yandu anak, pemberian makanan tambahan serta edukasi ibu hamil dan ibu balita.

Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menambahkan, bahwa pihaknya bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan (TP PKK) Kota Yogyakarta  akan terus menjaga sinergitas. Terutama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Yogyakarta.

“TP PKK memiliki peran untuk membantu program pemerintah melalui gerakannya, termasuk dalam mengatasi stunting. Untuk itu, kami meminta kepada seluruh TP PKK agar lebih proaktif dalam melakukan pembinaan dan memberdayakan masyarakat,” lanjutnya.

Selain itu, pihaknya juga menekankan agar program-program TP PKK wajib untuk dipahami oleh seluruh OPD yang bersangkutan. Dengan begitu, menurutnya dalam penyusunan program dan kegiatan, keduanya bisa saling mengisi dan melengkapi dalam terwujudnya pembangunan di Kota Yogyakarta yang lebih optimal.

“Ada beberapa program unggulan yang saat ini menjadi fokus TP PKK Kota Yogyakarta. Tidak hanya penanganan stunting, namun juga adanya program menuju PHBS dan peduli KIA,” jelasnya.

Selain itu juga ada program siaga kebakaran lingkungan, tanggap dan tangguh bencana alam serta peduli lingkungan. Kemudian program menuju keluarga sehat berkualitas, menuju keuangan sehat serta program mewujudkan keluarga sehat. (fif/bid)