Nelayan Keluhkan Harga Rajungan yang Merosot tajam

KONDISI: Para nelayan Tambak Lorok sedang memperbaiki jarring, belum lama ini. (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Para nelayan Tambak Lorok Kota Semarang mengeluhkan harga rajungan yang merosot tajam. Hal itu disampaikan oleh salah satu nelayan Tambak Lorok Kota Semarang, Sholikin (57). Dia menyampaikan bahwa saat ini kondisi nelayan masih sulit, dengan harga rajungan yang turun sangat jauh.

Sholikin menambahkan, pada awalnya harga rajungan Rp 100 ribu perkilonya, tapi saat ini perkilonya hanya dihargai Rp 27 ribu saja. Dengan harga segitu, lanjutnya, mengumpamakan nelayan hanya mendaptkan sehari 5 kg saja, tidak cukup untuk menganti uang bahan bakar yang dikeluarkan.

“Memang nelaya saat ini sulit. Untuk harga rajungan tidak hanya turun, derastis ini tidak laku ini. Awalnya Rp 100 ribu sampai lebih tapi ini Rp 30 ribu saja tidak sampai, Rp 27 ribu perkilo, kalau hasil melautnya hanya 5 kg itu hanya bisa buat beli solarnya saja tidak mencukupi,” katanya, Minggu (14/8).

Baca juga:  Debat Ketiga Pilwalkot Semarang Digelar 15 November

Penurunan harga rajungan, kata Sholikin, sangat disesalkan menginggat pada bulan ini masih masuk pada musim rajungan. Dia pun menyampaikan harga saat ini masih dinilai lebih baik dari pada bulan-bulan sebelumnya yang dihargai sampai Rp 12 ribu sampai Rp 15 ribu perkilonya.

“Ini padahal musim rajungan, kayak kemarin dapetnya 15 kg sampai 20 kg dengan dulu sampai Rp 12 ribu hingga Rp15 ribu perkilonya, ini sudah mending 27 ribu perkilonya,” jelasnya.

Meski mengalami penurunan harga rajungan yang sangat merosot ini, pihaknya tetap saja mencari rajungan. Ia pun menjelaskan harga Rp 12 ribu perkilo itu terjadi pada bulan April sampai Mei.

Baca juga:  Ada Naskah Kuno di Perpusda Jateng

“Kemarin parahnya Rp12 ribu perkilonya pada bulan 4 sampai 5, turun sampai segitu, ya tetap kita cari rajungan juga, meskipun turun,” ucapnya.

Hal serupa pun dirasakan oleh Muklis (36) yang juga nelayan di Tambak Lorok Kota Semarang. Ia menuturkan bahwa baru kali ini penurun harga rajungan sangat parah selama ia menjadi nelayan.

“Dari saya 15 tahun menjadi nelayan paling rendah turun rajungan baru kali ini paling parah,” ujarnya.

Dengan penurunan rajungan yang derastis ini, dia menanyakan penyebab harga bisa sampai turun seperti ini. Padahal, rajungan yang ada di sini dinilai bagus. “Tidak tau bisa kayak gitu, padahal rajungan disini besar-besar,” tuturnya .

Baca juga:  HGN 2024 Jadi Titik Balik untuk Indonesia Lebih Kuat

Para nelayanya Tambak Lorok pun hanya bisa berharap harga rajungan bisa kembali menyentuh harga 100 ribu perkilonya. “Harapannya kami sebagai nelayan, harga rajungan bisa seperti semula bisa Rp 100 ribu,” katanya. (luk/gih)