KUDUS, Joglo Jateng– Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus selenggarakan Seminar Pekan Air Susu Ibu (ASI) Sedunia. Dengan tema ‘Berperan Lebih untuk Menyusui, Mendukung, dan Mengedukasi’, kegiatan tersebut dilaksanakan pada Selasa (16/8) di hotel @HOM. Sebanyak 120 peserta mengikuti kegiatan tersebut.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kudus, Andini Aridewi melalui Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Nuryanto menjelaskan, seminar pekan ASI ini menjadi bagian upaya menurunkan AKI, AKB dan stunting di Kabupaten Kudus. Peserta yang sebagian besar perempuan diedukasi akan pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk bayi isi 0-6 bulan.
Dengan ASI eksklusif, diharapkan tumbuh generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing. “ASI sangat penting menciptakan generasi emas yang unggul, menciptakan SDM berkualitas dalam bonus demografi Indonesia,” ujarnya.
Pihaknya mengimbau agar edukasi dari kegiatan ini dapat diteruskan kepada keluarga dan seluruh masyarakat. Maka dari itu, Dinas Kesehatan menggandeng seluruh stakeholder dari berbagai organisasi wanita di Kudus sebagai peserta.
“Ini kita melaksanakan kegiatan promotif dan prefentif dari hulu sampai hilir. Kita sampaikan sesuai rekomendasi WHO untuk ASI eksklusif selama enam bulan dan bisa dilanjutkan dengan ASI sampai balita usia dua tahun,” pungkasnya.
Nuryanto menambahkan, berdasar rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), pemberian ASI eksklusif sangatlah penting, dilakukan selama dua tahun sejak bayi lahir. Dengan minimal pemberian ASI eksklusif sejak lahir hingga usia enam bulan. Tentunya, tanpa ada makanan serta minuman tambahan.
“Rekomendasi tersebut dianjurkan sebab manfaat ASI memang sangat luar biasa dan tidak dapat tergantikan dengan yang lain. ASI dapat memberikan daya tahan tubuh bagi Anak di Bawah Lima Tahun (Balita),” terangnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kudus Mawar Hartopo menjelaskan, pemberian ASI eksklusif memang sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, dari segi ekonomi juga menguntungkan. Dapat meminimalisir pengeluaran, karena tidak memerlukan dana untuk pembelian susu formula.
“Selain itu, pemberian ASI eksklusif pada balita juga harus diimbangi dengan pola konsumsi Ibu. Pola konsumsi Ibu harus sesuai dengan gizi seimbang, sehingga ASI yang dihasilkan juga bernutrisi baik bagi balita,” tuturnya.
Dirinya menambahkan, supaya ASI terjaga kandungan nutrisinya, maka ibu juga perlu mengonsumsi bahan makanan yang bergizi seimbang. Mawar Hartopo mengungkapkan, selalu rajin mengonsumsi sayur dan buah ketika masa menyusui. Baginya sesibuk apapun seorang ibu, kalau sudah komitmen memberi ASI eksklusif maka anak menjadi yang nomor satu.
“Mau sesibuk apapun sudah suatu komitmen ibu yang memberi ASI ekslusif untuk jaga kesehatan. Konsumsi karbohidrat, sayuran dan gizi seimbang lainnya, karena kita perlu energi untuk merawat bayi,” ungkapnya. (cr1/hms/fat)