SEMARANG, Joglo Jateng – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) tahun ini menargetkan sebanyak 130 titik kegiatan Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PPEP) di 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Kegiatan itu dalam rangka upaya perwujudan kemandirian masyarakat utamanya kaum perempuan.
Sub Koordinator Seksi Kualitas Hidup Perempuan DP3AP2KB Jateng, Melati Diah Pamungkas menjelaskan, kegiatan PPEP meliputi pelatihan keterampilan teknis bagi perempuan untuk meningkatkan motivasi dan kapasitas perempuan. Hal itu sebagai upaya untuk menurunkan angka kemiskinan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
“Sasaran program ini adalah kelompok perempuan rentan, seperti miskin produktif, perempuan kepala keluarga, penyandang disabilitas, pekerja migran purna, IRT ODHA, dan perempuan korban kekerasan,” terangnya, belum lama ini.
Melati mengatakan, pada 2021, pelatihan PPEP telah dilaksanakan di 130 titik yang tersebar di berbagai desa di kabupaten/kota se-Jawa Tengah dengan total 2.803 peserta yang telah dilatih. Sementara saat ini, pelatihan PPEP 2022 masih berjalan.
“Tahun ini targetnya 130 titik yang tersebar di 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah dengan 2.600 peserta perempuan yang diharapkan mampu meningkatkan ekonomi keluarga,” ucapnya.
Peserta, lanjutnya, dilatih ketrampilan teknis usaha ekonomi produktif, baik olahan pangan maupun non olahan pangan atau keterampilan lain dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal. Beberapa pelatihan yang telah dilaksanakan di antaranya pembuatan sandal hotel, pelatihan hidroponik, pelatihan rias wajah, pelatihan olahan pangan, pelatihan pembuatan sabun, pelatihan pengolahan kopi dan barista, pelatihan batik ecoprint, pelatihan pembuatan kramik, dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pelatihan PPEP ini juga merupakan salah satu perwujudan Sekolah Perempuan Cerdas Masa Kini atau lebih dikenal dengan nama Serat Kartini yang telah di-launching oleh Gubernur Jawa Tengah pada 24 November 2020. Serat Kartini merupakan model pemberdayaan perempuan akar rumput yang bertujuan mengembangkan kapasitas perempuan melalui peningkatan kesadaran dan pemikiran kritis, kecakapan hidup, solidaritas dan pembelajaran sepanjang hayat.
“Sehingga perempuan dapat menjadi pelopor perubahan sosial di lingkungan mereka, mampu memperjuangkan kesetaraan gender di keluarga, komunitas dan mendorongnya dalam kebijakan pemerintah tingkat bawah hingga tingkat atas,” paparnya. (gih)