UMKM  

Ikut Lapak Ganjar, Kue Kacang Salatiga Terbang Sampai Hongkong

Owner Kue Kacang Salatiga Hani Angga Wihanditya saat memproduksi kue kacang. (HUMAS/JOGLO JATENG)

SALATIGA, Joglo Jateng – Sempat diterpa badai sampai berujung lesu akibat pandemi Covid-19, produksi Kue Kacang Salatiga akhirnya mampu bangkit. Program promosi gratis inisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Lapak Ganjar, jadi solusi mereka.

UMKM yang didirikan Hani Angga Wihanditya ini, memang memiliki cerita lesu saat menjalani usaha produksi kue kacang. Namun, melalui Lapak Ganjar itulah, usahanya berkembang pesat sampai sekarang. Bahkan yang lebih menggembirakan lagi, kue kacang produknya diorder sampai negara Hongkong.

Angga, sapaannya, masih ingat betul Lapak Ganjar mampu menjadi titik cerah ketika jalan usaha ikut terdampak Covid-19. Mulanya, dia sekadar menjadi pengikut akun Instagram @ganjar_pranowo. Saudaranya yang justru memberi tahu jika ada Lapak Ganjar yang saat itu mempromokan usaha kue.

Dia pun tertarik mengikuti program Lapak Ganjar. Semua ketentuan dan persyaratan keikutsertaan pun dilakoninya agar bisa maksimal ikut Lapak Ganjar. Angga tak menduga jika unggahannya di media sosial Instagram usahanya @kue_kacang.salatiga, diunggah ulang (repost) melalui story akun gubernur.

“Pada masa pandemi, kita mengalami penurunan. Setelah di-repost Lapak Ganjar, produk kami bisa mengalami peningkatan penjualan,” tutur Angga di rumah sekaligus tempat produksinya, di Jalan Nusantara Canden RT 12 RW 3, Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jumat (10/3/2023).

Dia mengatakan, untuk peningkatan penjualannya sampai 80 persen setelah mengikuti Lapak Ganjar. Tidak hanya itu, produknya juga bisa sampai ke luar kota, luar provinsi sampai  ke luar negeri.

“Produk kami bisa diakses di luar kota, bahkan hingga luar Jawa. Seperti di Banjarmasin, bahkan produk kami juga diorder di Hongkong. Sebelum ikut Lapak Ganjar, penjualannya hanya di sekitar wilayah lokalan,” jelasnya.

Setelah ikut Lapak Ganjar, kata Angga, pihaknya juga memiliki agen di Jakarta, Solo Raya, bahkan ada di beberapa kota lainnya. Untuk penjualan, pemilik kue kacang ini melakukannya melalui offline, serta online. Jika offline, biasanya produk diambil di tempat produksi. Kalau online, melalui pemasaran digital di Instagram, di Facebook dan media sosial lainnya.

Baginya, pemasaran melalui media sosial sangat efektif, termasuk di Lapak Ganjar. Apalagi, besarnya jumlah follower akun gubernur, menurut tenaga pendidik salah satu sekolah ini, sama saja memperluas area penjualan produk. Secara tidak langsung, penjualan produknya amat terbantu terbantu oleh Lapak Ganjar.

“Sebelum saya ikut Lapak Ganjar, jujur saya hanya bisa menjual 100 pouch selama sebulan. Rata-rata tiga (pouch) per harinya. Setelah saya mencoba Lapak Ganjar, saya bisa menjual 100 dus, di mana per 1 dus itu isinya 30 pouch. Nah itu sebulan,” beber dia.

Di tahun berikutnya, pihaknya juga mengalami peningkatan sampai 100 persen. Beberapa waktu lalu, juga pernah terjual 2.400 pouch saat mendekati hari besar seperti Lebaran, Natal, dan hari besar lain yang biasanya memang meningkat.

Imbas dari peningkatan itu, pihaknya pun merekrut tenaga kerja dari tetangga sekitar. Tujuannya, agar tetangga juga bisa ikut merasakan manfaat dari peningkatan produk usahanya.  Dia mengajak pelaku UMKM yang belum ikut program Lapak Ganjar untuk ikut. Tentu dengan menampilkan produk semenarik mungkin. Hal itu berpotensi akan mengalami peningkatan signifikan.

“Saya ucapkan terima kasih dengan adanya Lapak Ganjar,  sangat membantu UMKM terutama UMKM yang terdampak pandemi. Di mana saat itu, jujur saya mengalami penurunan signifikan sekali. Setelah di-repost Lapak Ganjar, kami mengalami peningkatan yang cukup signifikan,” pungkasnya. (hms/rds)