JOGJA menjadi tempat ternyaman dalam mengemban pendidikan dan menyalurkan hobi. Semangat dan antusiasme tak terbatas dalam menjalani kehidupan, melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi merupakan ciri khas mahasiswa Jogja.
Seperti yang dilakukan oleh mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Septi Trisnalia ini. Dirinya memiliki hobi yang bervariasi, menyukai tantangan baru, serta terlibat dalam berbagai kegiatan di sekolah dan kampus, yang membuatnya menjadi individu bersemangat dan berprestasi.
Dara cantik yang kerap dipanggil Septi ini, memiliki beberapa hobi yang sangat dicintainya. Seperti gemar menonton film dan k-drama, membaca novel dalam bahasa Indonesia dan Inggris, serta mendengarkan musik dari berbagai genre.
Namun, antusiasmenya sangat tinggi dalam mencoba hal-hal baru yang dapat meningkatkan keterampilannya, seperti fotografi. Serta, ia mendedikasikan dirinya dalam bidang ini dan berani menghadapi tantangan baru untuk mengembangkannya.
“Terakhir aku mencoba dunia fotografi sangatlah seru, dan ingin mempelajarinya sampai bisa menghasilkan foto yang bermakna dalam hidupku,” ungkap gadis kelahiran Temanggung, September 2000 ini.
Sebelum terjun di dunia fotografi, ia juga mencoba teater ekstrakurikuler dan terlibat dalam perlombaan berkat dukungan pelatih. Prestasinya, termasuk memenangkan lomba musikalisasi puisi untuk pertama kali di Delayota Art dengan Om Telolet Om.
“Selain itu, aku juga tertarik buat ikut karawitan. Ya belajar dikit sih. Namun, yang ikut perlombaan dan menang itu cipta baca puisi, juara 1 tingkat kota FLS2N dan juara 3 tingkat provinsi,” imbuhnya.
Gadis ini juga sempat menjadi pemeran utama, dalam lomba SADIWORO atau Teather Bahasa Jawa bertema narkoba. Serta, berhasil menjadi juara tingkat 3 di kota. Hal ini, lantaran kecitaannya kepada sastra sudah terlihat sejak SMP, di mana ia pernah mengikuti perlombaan puisi.
Di dalam perkuliahan, Septi tetap aktif meski fokusnya berubah. Seperti, bergabung KPU fakultas dan terlibat dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa). Sekaligus, menciptakan aplikasi aman di tengah tantangan pandemi.
“Sejak itu aku aktif buat ikut beberapa organisasi dan kepanitiaan fakultas, meski awalnya ditolak. Ketika daftar BEM Universitas, diterima di kementerian sekretariat negara, sampai berfokus sebagai sekretaris dan berkontribusi dalam kegiatan kampus lainnya. Melalui organisasi, aku mengembangkan keterampilan berkomunikasi,” pungkasnya.(cr11/sam)