KUDUS, Joglo Jateng – Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Klaling semakin gencar dalam berinovasi guna mensukseskan gerakan literasi. Sekolah ini memiliki pojok baca dan perpustakaan digital berbasis crome book yang telah memiliki sebanyak 96 buku.
Kepala SD 5 Klaling, Muhammad Zamzami memaparkan, kedua program ini merupakan upaya meningkatkan literasi kepada siswa. Menurutnya, gerakan sederhana seperti pojok baca di masing-masing kelas penting untuk mengenalkan kebiasaan cinta buku sejak dini.
“Kami juga menyesuaikan perkembangan zaman. Dengan memanfaatkan teknologi sebagai upaya pengenalan kebiasaan membaca pada siswa,” paparnya kepada Joglo Jateng.
Dirinya menilai, pentingnya mengarahkan anak agar lebih positif dalam memanfaatkan teknologi. Sebab, jika melihat kasus saat ini banyak penyimpangan penggunaan teknologi berbasis game yang membuat candu bahkan anak menjadi lalai.
“Banyak anak yang kurang tepat pola asuhnya. Penggunaan gadget yang berlebih bahkan menjadikan mereka ada yang terkena radiasi. Maka dari hal ini kita berharap kita bisa menghentikan hal itu dengan sedikit demi sedikit,” sebutnya.
Zamzami menambahkan, pengembangan perpustakaan digital terbilang baru. Dimulai pada Agustus lalu diiringi dengan praktik penggunaannya pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Belum ada satu tahun ini kita kembangkan melalui tim IT. Karena sangat disayangkan jika ada generasi muda yang punya bakat perihal IT tetapi tidak diberi wadah,” imbuhnya.
Meskipun begitu, pihaknya mengaku merasa dilema dengan kondisi perekonomian para orang tua siswa. Pasalnya, tidak semua murid memiliki gadget untuk mengakses perpustakaan digital. Di samping itu, adanya perpustakaan digital belum mendapatkan respon dari para orang tua.
“Niat kita kan baik. Mengalihkan pemanfaatan gadget dari penggunaan game pada anak dengan perpustakaan digital. Akan tetapi, khawatirnya ketika anak yang belum punya gadget justru meminta pada orang tua. Sementara orang tua belum mampu membelikannya,” ungkapnya.
Lanjut Zamzami, hal itu tidak menjadi problem besar. Pemanfaatan perpustakaan digital terus dimaksimalkan melalui pembelajaran kelas. Beberapa guru, kata dia, mengajak siswa untuk mencari materi bersama di perpustakaan digital.
“Setiap kelas disediakan pojok baca. Setiap guru di masing-masing kelas juga diimbau untuk memanfaatkan crome book digital. Misalnya dengan melakukan searching materi organ tubuh di perpus digital saat pelajaran IPA,” sambungnya.
Terakhir ia berharap, melalui pojok baca dan perpustakaan digital, SD 5 Klaling bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada ke arah positif. Baik siswa maupun gurunya.
“Tugas siswa memang terus belajar. Halnya tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga belajar. Jangan sampai kalah dalam memanfaatkan teknologi. Sehingga yang saya harapkan, siswa kami memiliki skill dasar teknologi, kerjasama dan akhlak mulia. Saya rasa ke depan, tiga hal ini akan sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (cr8/fat)