BANTUL, Joglo Jogja – Dalam meningkatkan pengetahuan siswa terhadap penanganan korban kecelakaan, SD Tamanan menggelar sosialisasi dan praktek di lingkungan sekolah. Program ini diinisiasi melalui kerja sama dengan Fakultas Kesehatan (FK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), belum lama ini.
Kepala SD Tamanan, Herry Siswantoro mengungkapkan, sekolah telah merencanakan serangkaian kegiatan untuk tahun ini. Salah satunya dalam bidang kesehatan, yang diikuti oleh 160 siswa dari kelas 4-6.
“Baru-baru ini, kami berkolaborasi bersama UAD. Dengan mengadakan pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi siswa maupun guru,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, pelatihan ini sangat relevan dengan program kesehatan yang akan dilaksanakan di sekolah. Tujuannya memberi pemahaman siswa dan guru, tentang cara memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan yang terkait P3K.
“Program ini termasuk dalam Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sehingga tujuannya agar seluruh warga sekolah dapat memahami dan mengimplementasikan praktik kesehatan ini,” imbuhnya.
Diharapkan, melalui pelatihan ini dapat memudahkan siswa dalam mengaplikasikan tindakan langsung dalam situasi keadaan darurat. Baik di lingkungan sekolah maupun bermasyarakat.
Sementara itu, Dosen Fakultas Kesehatan UAD, dr. Dewi Yuniasih menyebut, ini merupakan bagian dari inisiatif FK UAD untuk memberikan pengabdian tridharma kepada masyarakat. Pihak kampus telah mengadakan ini melalui perjanjian kerja sama (PKS).
“Tujuan utama kami agar mahasiswa dapat terlibat dalam pengabdian nyata kepada masyarakat. Karena mahasiswa juga perlu mengerti tentang bagaimana cara berkomunikasi di lingkungan masyarakat,” tuturnya.
Sedangkan, menurutnya antusiasme anak-anak sangatlah meriah, khususnya ketika mereka berinteraksi dengan manekin untuk praktek BHD. Pihaknya menilai, siswa-siswi tertarik untuk praktek secara langsung, dibandingkan harus mendapatkan teori.
“Kebanyakan siswa telah memiliki pemahaman dasar tentang P3K. Sehingga antusiasme mereka muncul ketika belajar BHD. Hal ini menunjukkan, pengetahuan tentang bantuan hidup dasar masih kurang diajarkan. Kami berharap, seluruh guru dan siswa lebih mengenal serta memahami pentingnya BHD,” pungkasnya.(suf/sam)