SEMARANG, Joglo Jateng – Tradisi Dugderan menjadi pesta rakyat tahunan bagi masyarakat Semarang untuk menyambut datangnya Ramadan. Pesta itu kini dimanfaatkan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) untuk memberikan edukasi tentang budaya Jawa ke masyarakat lewat inovasinya, Robot Gamelan Sekar Nuswantoro.
Penampilan Robot Gamelan Sekar Nuswantoro saat mengiringi sinden menyanyikan langgam Jawa mampu memukau pengunjung Dugderan tahun ini. Seperti lewat lagu Gugur Gunung, Suwe Ora Jamu, Kagok Semarang, dan Perahu Layar yang dibawakan langsung oleh pesinden dari mahasiswi Udinus.
Engineer Team Robot Gamelan Sekar Nuswantoro, Arry Maulana Syarif menjelaskan, robot gamelan ditampilkan di Dugderan sebagai bentuk edukasi budaya lokal.
Para pengunjung yang hadir bisa melihat langsung bagaimana alat gamelan yang dipadukan dengan AI dimainkan. Dengan begitu ada muatan pendidikan yang ditampilkan dalam kegiatan Dugderan tahun ini.
“Animo pengunjung sangat tinggi, dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Mereka yang datang juga tak jarang bertanya seputar budaya gamelan sehingga menambah wawasan tersendiri,” kata Arry.
Teknologi robot Gamelan inovasi dari Fakultas Ilmu Komputer Udinus itu beraksi di kawasan Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang (MAS).
Inovasi ini, lanjut Arry, menjadi terobosan baru yang memanfaatkan artificial intelligence (AI) untuk menekan berbagai aspek yang dibutuhkan untuk menampilkan instrumen gamelan. Bentuknya yang lebih ringkas menjadikannya dapat dimainkan tanpa memakan banyak tempat.
“Dengan ditampilkan di Dugderan menjadi salah satu langkah kami untuk melakukan hilirisasi. Harapannya robot gamelan bisa tampil di lebih banyak tempat publik seperti bandara ataupun stasiun. Karena bisa dimainkan kapanpun di tempat yang lebih ringkas,” imbuhnya.
Sesuai namanya, gamelan satu ini memiliki konstruksi robot yang futuristik dan artistik. Pada konsep desainnya, berbentuk seperti bunga matahari yang memiliki batang dan tangkai.
Memanfaatkan teknologi Arduino dan Solenoid, Robot Gamelan Sekar Nuswantoro mampu menambah berbagai instrumen dan memainkan musik yang diputar di perangkat software.
Pada inovasi yang melibatkan 5 dosen dan 21 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komputer (FIK) ini, terdapat 6 instrumen yang terpasang pada Robot Gamelan Sekar Nuswantoro. Di antaranya demung, saron, slenthem, peking, kenong, dan gong.
Sementara itu, Ketua Yayasan Badan Pengelola Masjid Agung Semarang, Khammad Ma’sum menyampaikan bahwa Dugderan kali ini memang tidak diisi dengan permainan yang legendaris atau jadul.
Akan tetapi mulai merambah ke teknologi kekinian seperti robot gamelan yang akan menghibur dan mengedukasi pengunjung.
“Kesempatan ini sebagai bentuk apresiasi kami kepada inovasi milik Udinus yang peduli dengan kebudayaan lokal. Kami pun terbuka kepada seluruh perguruan tinggi yang ingin menampilkan inovasinya di Aloon-Aloon MAS,” ujar Khammad.
Salah satu pengunjung dari Kota Semarang, Nita mengaku sangat tertarik ketika melihat ada robot gamelan. Ia yang berkunjung bersama keluarga baru kali ini berkesempatan melihat robot gamelan secara langsung.
“Anak-anak saya langsung tertarik ketika lewat dan melihat ada robot gamelan. Tadi juga sempat dapat ilmu baru dari mahasiswa yang menjelaskan tentang robotnya,” ujar dia.
Sebagai informasi, Robot Gamelan Sekar Nuswantoro tampil di acara Dugderan selama tiga hari berturut-turut, sejak Kamis (7/3/2024) kemarin. Pengunjung dengan bebas dan leluasa melihat inovasi milik Udinus itu dari mulai pukul 16.00-20.00. (luk/adf)