Religi  

Menjaga Keistiqomahan Selepas Ramadan

H. Adi Bayu Nugroho, S.Pd.I, M.Pd
H. Adi Bayu Nugroho, S.Pd.I, M.Pd (HUMAS/JOGLO JOGJA)

ISTIQOMAH merupakan sikap yang hendaknya terbentuk dari rangkaian Madrasah Ramadan yang telah dilalui. Istiqomah di atas iman, ketaatan, dan amal saleh merupakan kondisi yang semakin berat di zaman penuh fitnah ini.

Selain disebabkan hati yang mudah terbolak-balik, berbagai bentuk serangan fitnah syahwat dan syubhat semakin gencar dalam merusak keimanan dan keislaman kita. Maka, perlunya kita memiliki strategi dalam menjaga keistiqomahan kita tidak lemah dan goyah, sehingga kita berharap ujung tujuan kita adalah Jannah.

Selamat Idulfitri 2024

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap Istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14).

Baca juga:  Bersegera Menuju Ampunan

Terdapat beberapa faktor agar kita istiqomah, antara lain berdoa dan senantiasa memohon pertolongan Allah. Manusia adalah makhluk yang lemah, sementara istiqomah merupakan perkara berat, sehingga kita membutuhkan pertolongan Allah agar diberikan kekuatan di atasnya. Karena pada hakikatnya, istiqomah merupakan taufik yang Allah karuniakan bagi hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam menjaga Iman dan amal salehnya.

Faktor selanjutnya yaitu memperbanyak Interaksi dengan Al-Quran. Al-Quran merupakan wahyu Allah yang merupakan petunjuk bagi hamba-hamba Nya agar tetap senantiasa di atas jalan keimanan, oleh karena itulah Al-Quran merupakan tali penghubung yang amat kokoh antara seorang hamba dengan Rabb-nya.

Baca juga:  Ketika Kita Berpisah dengan Ramadan

Kemudian, faktor ketiga adalah menghadiri majelis-majelis ilmu dan bergaul dengan orang-orang saleh. Menghadiri majelis-majelis ilmu terutama majelis yang dijalankan secara kontinu dan bertahap dengan sasaran dan tujuan yang jelas merupakan faktor terwujudnya istiqomah.

Misalnya kajian kitab tauhid yang diikuti sejak awal hingga selesai atau kajian-kajian yang sudah disusun sedemikian rupa agar mencetak karakter yang dibutuhkan sebagaimana sebuah madrasah yang menyusun kurikulum. Allah Azza wa Jalla berfirman dalam QS At-Taubah ayat 119 : “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).”

Baca juga:  Dzulqa’dah, Salah Satu Bulan Haram yang Diagungkan

Faktor yang keempat adalah membaca, mempelajari, menghayati kisah-kisah para nabi, terutama Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam kemudian kisah-kisah para sahabat juga orang-orang saleh terdahulu, bagaimana mereka menapaki jalan keistiqomahan yang penuh dengan onak duri, perjuangan, air mata, bahkan darah. (*)