Kudus  

Monitoring Kelompok Peternak, Dispertan Kudus Bantu Bibit Kambing

CEK: Dispertan Kudus sedang melakukan monitoring usai pemberian bantuan bibit kambing dari Kementan di peternak kambing Kanaya, Desa Karangmalang, Gebog, belum lama ini. (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Dinas Pertanian (Dispertan) Kudus melakukan kegiatan monitoring pada kelompok hewan ternak yang mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian (Kemenpan). Penyertaan bantuan dipastikan sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB).

Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Arin Nikmah mengatakan, terkait dengan penyaluran bantuan dari pemerintah, ini untuk pengadaan bibit ternak kambing beserta obat-obatan. Menindaklanjuti hal itu, dia melakukan memonitoring kepada peternak kambing.

“Monitoring ini tujuannya agar kami mengetahui apakah pembelanjaan sudah sesuai dengan RAB. Hasil dari pemeriksaan sudah sesuai. Setelah sudah memenuhi semua komponen, kami juga mengecek kesehatan ternak,” ujarnya.

Dia menyebutkan, total bantuan bibit kambing secara keseluruhan sebanyak 54 ekor berjenis kelamin betina. Setelah dicek saat ini dalam keadaan sehat. Dalam pantauannya sejauh ini penerima bantuan hewan ternak ini sudah sesuai dengan RAB.

“Harapannya di kelompok peternak kambing ini fokus pada pengembangbiakan kambing. Tentunya juga ada pengembangan secara swadaya ditingkat kelompok untuk kandangnya,” jelasnya.

Sementara itu, pemberian bibit ini juga salah satu upaya pemerintah untuk menambah populasi kambing di Kabupaten Kudus. Sehingga setelah satu tahun kedepan sudah berpotensi untuk berkembang lebih banyak lagi. Diketahui Kudus sendiri jumlah populasi kurang lebih 40.000 ekor.

“Harapan kami ada pengembangan tentang budi daya ternak unggul. Untuk ternak yang paling unggul yaitu jenis Jawa Randu. Kami tetap fokus untuk input bibit-bibit ternak yang baru. Tujuan unggul disini untuk meregenerasi bibit yang sudah dimiliki,” ungkapnya.

Kelompok yang tersalurkan ini merupakan kelompok sudah existing. Artinya mereka sudah melakukan budidaya sebelumnya. Dengan begitu, peternak disini bisa kembali tergugah minat budidaya dan usaha agar lebih hidup lagi.

Arin mengungkapkan, kendala yang mereka alami ditingkat kelompok, saat ini adalah sarpras. Seperti kondisi kandang, penumbuhan SDM masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

“Upayanya tetap selalu disampaikan tentang peluang bisnis dan pemberian pakan, tidak melulu peternak adalah profesi yang susah, namun bisa mengubah mindset pekerjaan menjadi sebuah hobi. Kemudian, sejauh ini masih minim adua  penyakit tertentu. Rata-rata masih bisa ditangani tidak sampai mati,” bebernya. (cr3/fat)