RAMADAN telah berlalu. Meski suasana bahagia Idulfitri masih terasa, namun tak bisa dipungkiri bahwa kesedihan karena berpisah dengan Ramadan tentu sangat mendalam bagi hati-hati yang merindu ampunan Rabbnya.
Siapa pun tidak ada yang tahu, apakah Ramadan yang lalu termasuk golongan yang mendapat ampunan atau justru sebaliknya, golongan yang celaka sebagaimana sabda Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam. “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan kemudian Ramadan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” [HR. Ahmad]
Ibnu Rajab menukilkan perkataan salaf, “Barang siapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.” [Latha-if Al-Ma’arif]
Bagaimana dengan amal ibadah di bulan Ramadan? Shiyam? Qiyam? Tilawah? Sedekah? Apakah ada satu saja amalan yang kita tahu diterima di sisi Allah? tentu hal ini pun jawabannya tidak, karena itulah para sahabat yang mulia selepas Ramadan berdoa selama 6 bulan agar amalan diterima di sisi Allah sebagaimana yang dikatakan sebagian ulama salaf,
”Mereka (para sahabat) berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan. Kemudian mereka pun berdoa selama 6 bulan agar amalan yang telah mereka kerjakan diterima oleh-Nya.”
Demikian pula, tidak ada makhluk yang bisa menjamin apakah kita termasuk golongan orang-orang yang bertakwa sebagai implikasi dari ibadah puasa selama Ramadan ini, sebagaimana yang Allah abadikan dalam QS. Al-Baqarah 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”
Kondisi takwa yang ideal adalah ketakwaan yang berkesinambungan hingga akhir hayat kita, atau disebut dengan istiqomah. Istiqomah adalah kunci untuk menjawab kegundahan-kegundahan di atas.
Rasulullah pernah ditanya oleh sahabat bernama Sufyan bin abdillah, “Wahai Rasulullah, katakana kepadaku sebuah perkataan dalam Islam yang tidak akan kutanyakan kepada selain engkau,” beliau menjawab, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
Ramadan ibarat madrasah yang Allah susun kurikulumnya sedemikian rupa agar menghasilkan lulusan orang-orang yang bertakwa serta istiqomah di atasnya. Seorang alumni yang sukses adalah yang kemudian mampu mengamalkan secara terus menerus hasil belajarnya, namun sebaliknya alumni yang gagal adalah yang tidak mampu mengamalkan hasil belajarnya atau bahkan dia menyia-nyiakan waktu belajarnya, sehingga ia lulus dalam keadaan tidak mendapatkan apa pun melainkan kelelahan saja. (*)