Pemkot Yogyakarta Kembangkan Empat TPS 3R untuk Atasi Sampah

Pj Walikota Yogyakarta Sugeng Purwanto. (JANIKA IRAWAN/JOGLO JOGJA)

YOGYAKARTA, Joglo Jogja – Pengelolaan sampah masih jadi pekerjaan rumah di Kota Yogyakarta. Kendati begitu, Pemkot Yogyakarta berkomitmen dalam penanganan sampah ini. Setidaknya ada empat lokasi pengolahan sampah yang sudah berjalan.

Empat lokasi itu yaitu Krangon, Karangmiri, Nitikan, dan Piyungan. “Pastinya kami akan mengoptimalkan empat titik yang ada. Ini sudah menjadi komitmen kami untuk jalan terus,” ujar Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Sugeng Purwanto ditemui Senin (5/8/24).

Dalam situasi desentralisasi pengolahan sampah sekarang ini, pihaknya mengakui bahwa empat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) yang sudah ada tersebut belum optimal mengatasi sampah kota. Masih ada volume sampah yang belum tertangani.

Baca juga:  PPP dan Nasdem tak Bisa Bentuk Fraksi Sendiri, DPRD Sleman Gerak Cepat Surati Parpol

“Itu memang masih menyisakan volume sampah yang belum bisa kami kondisikan bagaimana idealnya. Jadi kami juga mohon pemahaman kalau kemudian di depo masih ada tumpukan-tumpukan sampah kembali,” katanya.

Dalam situasi ini, Sugeng mengajak masyarakat untuk melakukan pengolahan sampah sejak dari rumah, khususnya sampah organik. Pihaknya mengklaim, sampah organik ini memiliki volume terbesar yakni sebanyak 60 persen dari jumlah sampah timbul 200 ton.

“Tentunya dari apa yang kami kondisikan dulu, melalui bank sampah dan sosialisasi supaya pengelolaan sampah bisa dari hulu. Memang kami belum bisa menyelesaikan kondisi itu seperti yang diharapkan,” imbuh Sugeng.

Baca juga:  Jalin Sinergi Pengembangan Potensi Seni di Daerah

Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menambahkan, penanganan sampah berbasis pada pengelolaan ini harus menjadi paradigma semua pemangku kepentingan. Dia menegaskan, penyelesaian sampah ini bukan hanya terkait dengan kebersihan semata.

“Kalau hanya kebersihan, ya dibersihkan kemudian selesai. Itu situasi normal. Normal itu apa? Ya proses pengolahan sampah yang sudah ketemu metode dan volumenya itu baru normal,” ujarnya. (nik/ree)