KENDAL, Joglo Jateng – Bangkai perahu karam di muara Kali Kuto yang sudah tiga pekan berlalu dan tak kunjung dievakuasi, hal ini dikeluhkan para nelayan. Pasalnya, bangkai kapal itu sangat mengganggu lalu lintas perahu nelayan yang keluar masuk menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang.
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Kecil, Jumari mengatakan, bangkai perahu karam ada sejak 4 Desember 2024 silam. “Hingga saat ini bangkai perahu itu belum dievakuasi,” katanya, Jumat (27/12).
Lebih lanjut, aktivitas keluar masuk nelayan ke dermaga lebih kesulitan lagi saat kondisi Kali Kuto sedang surut sehingga mengalami pendangkalan. Kondisi seperti ini memperparah nasib nelayan saat beraktivitas. Karena tak sedikit perahu mereka yang akhirnya tersangkut puing-puing dari bangkai itu.
“Kejadiannya kan sudah sekitar tiga minggu. Otomatis bangkainya terkena gelombang dan akhirnya tertimbun pasir. Tapi masih ada puing-puingnya. Nah itu jadi menghambat kapal nelayan, apalagi tiap jam sebelas sampai jam satu siang itu waktunya nelayan pulang,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, tentang kondisi di muara sungai yang penuh dengan endapan lumpur. Kondisi ini menyebabkan pendangkalan sehingga menyulitkan keluar masuknya perahu nelayan. Hal ini menyebabkan sejumlah perahu tertahan di muara sungai dan tidak bisa bergerak.
“Sampai Jumat (27/12), sudah hampir sekitar delapan kapal yang terkena imbasnya. Kita sudah hati-hati, tapi kalau ada gelombang kan nelayan ingin cepat-cepat masuk ke sungai. Pernah satu waktu ada perahu nelayan yang kipasnya nyangkut di sisa-sisa payang (jaring) milik perahu yang karam. Mesin jadi rusak. Tentu ini sangat merugikan bagi nelayan,” imbuhnya.
Jumari berharap, Pemerintah Kabupaten Kendal maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah secepatnya bisa segera mengevakuasi bangkai perahu yang karam tersebut. “Harapannya bangkai perahu itu cepat-cepat diambil biar tidak menghambat perahu yang lain. Kemarin dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten Kendal juga bilangnya akan segera mengevakuasi. Tapi sampai saat ini belum terealisasi,” terangnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal, Hudi Sambodo mengatakan, Pemkab Kendal akan berupaya agar bangkai perahu agar bisa segera dievakuasi dengan berencana meminta bantuan dari PT Kayu Lapis Indonesia.
“Untuk mesin itu sudah dievakuasi, namun bangkai perahu ini kan belum dan tertimbun pasir. Sehingga, bisa mengganggu aktivitas dari nelayan lain yang akan keluar dan masuk menuju TPI,” ujarnya.
Ia mengimbau agar para nelayan lebih berhati-hati dan bersabar. Menurutnya evakuasi perahu karam ini tidak bisa dilakukan sembarangan dan butuh tehnik maupun biaya yang tidak sedikit.
“Karena memang yang namanya perahu karam ini untuk ngangkat butuh biaya, butuh operasional dan tehnik yang tepat. Sehingga jangan sampai sembarangan dan sembrono, karena perahu karam ini tertimbun pasir kalau ditarik juga tidak mudah,” bebernya.(ags/sam)