Kendal Diprediksi Dapat Berkah dari Gejolak Geopolitik AS Vs China

Kepala Administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tjertja Karja Adil bersama Executive Director dari PT KIK, Juliani Kusumaningrum.(AGUS/JOGLO JATENG)

 

 

KENDAL, Joglo Jateng – Kepala Administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tjertja Karja Adil memprediksi, Kendal yang di dalamnya berdiri Kawasan Industri Kendal (KIK) akan mendapatkan berkah atas gejolak geopolitik yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Apalagi KIK Kendal saat ini sudah berstatus KEK.

Hal ini disampaikan Tjertja kepada puluhan wartawan di acara media gathering di Guest Room Head Office KIK Kendal, Selasa (25/2/2025).

“Dari Gejolak yang terjadi antara AS dan China, banyak investor utama yang melirik kami,” terang Tjertja.

Untuk diketahui, gejolak geopolitik terjadi paska Presiden AS, Donald Trump menerapkan kebijakan tarif tambahan 10 persen terhadap seluruh import dari China.

China lantas bereaksi dengan mematok tarif 10 persen terhadap import minyak dan alat-alat pertanian dari AS. Demikian juga terhadap batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS sebesar 15 persen.

Tjertja meyakini, perang dagang yang terjadi bakal semakin mendorong investor asal China untuk masuk ke wilayah Kendal Jawa Tengah. Apalagi saat ini terjadi tren industri dari China pindah ke Indonesia.

“Perusahaan yang relokasi ke sini bukan yang kecil-kecil, tapi perusahaan-perusahaan besar. Inilah trend yang terjadi saat ini,” ujarnya.

Tjertja juga menjelaskan bahwa banyak investor tertarik mendirikan perusahaan di KEK karena kemudahan perizinan dan insentif pajak yang diberikan.

“Bagi investor yang menanamkan modalnya Rp 100 miliar akan mendapat diskon pajak penghasilan selama 10 tahun, sedang Rp 500 miliar mendapat diskon pajak 15 tahun, dan Rp 1 triliun mendapat diskon pajak 20 tahun,” jelasnya.