KUDUS, Joglo Jateng – SD 2 Barongan berkomitmen meningkatkan budaya literasi di lingkungan sekolah. Berkat berbagai program yang telah dijalankan, literasi di sekolah ini telah mencapai tingkat yang sangat baik, terbukti dengan nilai 98 dalam rapor pendidikan.
Kepala SD 2 Barongan, Sri Rahayuningsih menyebutkan, pencapaian ini menjadi bukti nyata. Bagaimana sekolah dalam menanamkan kebiasaan membaca pada siswa berjalan dengan efektif.
“Salah satu program yang telah digalakkan adalah Expo Mini, yang didanai melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja. Dimana kami mendapatkan manfaat tersebut selama dua tahun terakhir dan memberikan dampak positif dalam menumbuhkan minat baca serta kreativitas siswa,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, sekolah juga menerapkan pojok baca di setiap kelas sebagai bagian dari kebiasaan literasi harian. Setiap pagi, siswa didorong untuk membaca buku yang telah disediakan di pojok baca kelas masing-masing.
“Agar anak-anak tidak bosan, koleksi buku di pojok baca diganti setiap minggu, memberikan variasi bacaan yang menarik dan edukatif,” imbuhnya.

Tidak hanya membaca, siswa juga diajak untuk memahami isi bacaan melalui aktivitas bercerita kembali. Setelah membaca buku atau menonton video pembelajaran, mereka diminta menceritakan kembali isi bacaan. Termasuk mengenali tokoh-tokoh serta mengambil teladan dari kisah yang mereka baca atau tonton.
“Dengan metode ini, mereka tidak hanya sekadar membaca. Tetapi mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memahami pesan moral dalam cerita,” ungkapnya.
Selain pojok baca di kelas, perpustakaan juga menjadi tempat yang selalu terbuka bagi siswa yang ingin mencari buku tambahan atau meminjam buku untuk dibaca di rumah. Antusiasme siswa dalam memanfaatkan perpustakaan cukup tinggi menunjukkan bahwa budaya membaca telah tumbuh dengan baik di lingkungan sekolah.
Tujuan utama dari program literasi ini adalah agar anak-anak tetap mencintai buku. Serta menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari.
“Kami ingin anak-anak menikmati proses membaca, bahkan meskipun hanya sebentar, misalnya saat menunggu teman yang belum datang. Harapannya, kebiasaan ini akan terus berlanjut hingga mereka dewasa,” pungkasnya. (cr9/fat)