Kendal  

Curhat Pilu Tenaga Honorer di Dinkes Kendal, Puluhan Tahun Mengabdi Selalu Tersisih Saat Digelar Rekrutmen ASN

Ratusan tenaga honorer Dinkes Kendal selalu tersisih dalam rekrutmen ASN/PPPk.(AGUS/JOGLO JATENG)

KENDAL, Joglo Jateng – Harapan besar ratusan tenaga honorer di bawah naungan Dinkes Kendal, akan adanya perubahan status kepegawaian sirna setelah mereka tersisih dalam perekrutan calon ASN maupun PPPK. Status ratusan tenaga honorer ini tak masuk dalam data base Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Ketua Forum Komunikasi Honorer Nakes dan Non Nakes (FKHN) Kendal, Redi Wibowo mengatakan, jumlah tenaga honorer di organisasi yang dipimpinnya mencapai 470 orang.

“Anggota kami ini rata-rata sudah mengabdi 10 sampai 20 tahun. Tapi kami terus tersisih saat rekrutmen ASN maupun PPPK,” kata Redi Wibowo usai acara halalbihalal FKHN bersama Bupati Kendal di Pendopo Tumenggung Bahurekso, Selasa (16/4/2025).

Dia mengakui, ratusan tenaga honorer yang telah mengabdi puluhan tahun ini jika dibanding dengan lulusan baru tentu kalah secara ilmu dan kemajuan teknologi pada saat perekrutan tanpa adanya prioritas.

Pria yang mengabdi di Puskesmas Sukorejo selama 19 tahun ini membeberkan, peraturan abu-abu sering disiasati oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan tertentu yang akhirnya membuat tenaga honorer putus asa.

“Setiap celah kami upayakan, namun sekali lagi, terkadang peraturan birokrasi membuat kami berulangkali harus tersisih” ungkap Redi yang sempat bergaji Rp 200 ribu perbulan di awal mengabdi.

Dia berharap, dengan bertemu bupati di momen halalbihalal, dapat mewujudkan cita-cita perjuangan ratusan honorer selama ini dengan memberikan perubahan status kepegawaian.

Menanggapi hal itu, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari mengaku untuk terus memperjuangkan aspirasi-aspirasi FKHN hingga batas akhir di bulan Oktober 2025 mendatang.

Bupati yang akrab disapa Mbak Tini juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kinerja dan dedikasi pengabdian ratusan tenaga honorer Dinkes Kendal ini.

“Peran dan kontribusi bapak ibu semuanya di dalam peningkatan kesejahteraan kesehatan masyarakat sangat besar sekali. Dan memang penghargaan dari pemerintah Kabupaten memang masih belum sebanding dengan pengabdian yang sudah diberikan,” katanya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, ia akan berupaya untuk terus memperjuangkan nasib ratusan tenaga honorer sesuai dengan regulasi yang ada agar bisa mendapatkan penghargaan yang sebanding.(ags)