KUDUS, Joglo Jateng – Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MA NU) Banat Kudus menjadi saksi pelaksanaan “Aksi Bergizi” dalam rangka pencegahan stunting. Agenda tersebut dihadiri langsung Wakil Bupati Kudus, Bellinda Putri Sabrina Birton, Kamis (8/6).
Kegiatan ini menandai sinergi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan masyarakat. Yakni dalam meningkatkan kesadaran pentingnya pola hidup sehat sejak dini.
Bellinda menekankan pentingnya kesehatan generasi muda sebagai pondasi masa depan Kudus. Ia menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Kudus serius dalam menangani masalah stunting yang selama ini menjadi perhatian nasional.
“Generasi masyarakat Kudus ke depan harus sehat semua. Kita usahakan angka stunting menurun secara signifikan. Saya mohon kerja sama semua pihak. Terutama guru dan orang tua, agar selalu mengawasi konsumsi tablet tambah darah,” tegasnya.
Ia menjelaskan, konsumsi tablet tambah darah (TTD) menjadi langkah strategis dalam mencegah stunting sejak remaja. Khususnya pada perempuan yang telah mengalami menstruasi.
“Kami tekankan agar para guru memastikan siswi rutin minum tablet ini seminggu sekali. Ini upaya jangka panjang demi kesehatan ibu hamil di masa depan dan perkembangan janin yang optimal,” tambahnya.
Dalam data terbaru yang disampaikan, angka prevalensi stunting di Kudus menunjukkan tren menurun. Hal ini juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, dr. Andini Aridewi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kudus per 2023 adalah 15,7 persen dan diprediksi akan turun menjadi 3,7 persen di akhir 2024.
“Jumlah kasus menurun dari 2.700 menjadi sekitar 2.400 kasus. Namun tantangannya sekarang adalah meningkatnya kasus anemia remaja yang mencapai 37 persen. Ini menjadi fokus kita sekarang,” jelasnya.