PATI – Dinding tinggi, gang-gang sepi di kawasan Kota Lama Desa Kauman, Kecamatan Juwana seketika berubah menjadi lebih ceria. Cat warna-warni membentuk mural tematik dan artistik di ruang-ruang kosong yang semula berwarna kusam.
Sejumlah seniman berjejer menggoreskan kuas mengisi ruang yang masih kosong. Mereka melukis di berbagai tempat sepanjang Gang Asmara, Gang Cinta dan kawasan pecinan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Festival Mural Art Kota Lama Kauman Joeana 2020 yang mengangkat tema “Cinta Yang Universal”.
“Bangunan kota lama Juwana kebetulan banyak tembok tinggi. Kami melihat itu sebagai peluang artistik. Konsep wisata visual sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat melalui wisata,” kata Kades Kauman Juwana, Ahmad Purwanto, Rabu (9/12).
Purwanto menyatakan, festival ini diikuti kurang lebih 40 seniman. Mereka bukan hanya seniman dari Pati dan Juwana, juga dari sejumlah wilayah lain seperti Pekalongan, Semarang, Demak, Blora, dan Rembang.
Bagi seluruh peserta, disediakan cat dan kuasnya dari Pemerintah Desa Kauman. Jika ada yang berminat menyumbangkan kreasinya, bisa menghubungi Pemdes. Sebelumnya sket karyanya akan dilihat dulu kelayakannya untuk ditampilkan.
Kata Purwanto, setelah festival selesai, di lokasi akan di desain sebuah taman dengan konsep klasik, sejumlah lampu sorot untuk spot-spot tertentu, dan lampu-lampu.
“Sesuai tema, kita juga akan membuat boks gembok cinta, bagi siapapun yang datang silakan meninggalkan gemboknya disitu. Ini tentang cinta kepada negara, lingkungan, sesaama manusia dan alam,” imbuhnya.
Menurutnya konsep gelar lukisan mural ini sengaja dipilih untuk memberdayakan pelaku seni agar gagasan seni mereka bisa diekspresikan, bernilai visual tinggi dan bisa dinikmati orang banyak. Pengumuman pemenang mural akan dibarengi pembukaan wisata Kota Lama, dan Festival Fotografi pada 18 Desember mendatang.
“Konsep ini untuk membentuk branding kota Juwana yang ramah, hidup dan mempunyai kegiatan berkesinambungan,” ujarnya.(cr4/akh)