Sate Kere, Kuliner Buruan Wisatawan Malioboro

SIAPKAN: Seorang penjual Sate kere mbah Suwarni (71), sedang membakar sate kere untuk pelanggannya di pasar Beringharjo, Selasa (29/3). (AFIFUDIN / JOGLO JOGJA)

Yogyakarta memiliki kuliner yang beraneka ragam. Tak kalah nikmat dengan lainnya, sate kere dapat menjadi salah satu pilihan untuk menikmati kuliner di kota ini. Sate ini berbahan dasar koyor atau lemak sapi yang terasa nikmat di lidah penggemarnya.

KOTA, Joglo Jogja – Selain sate klatak, Yogyakarta juga masih mempunyai menu sate yang tak kalah nikmat. Sate kere Beringharjo menjadi salah satu menu kuliner yang banyak diburu wisatawan.

Selamat Idulfitri 2024

Salah satu penjual sate kere Beringharjo, Mbah Suwarni (71) mengaku sudah 40 tahun lebih berjualan sate kere. Ia mengatakan, sebutan sate kere itu untuk jajanan berbahan dasar jeroan sapi, khususnya bagian koyor atau lemak yang menempel pada daging.

“Pembuatan sate kere tak terlalu rumit. Bumbu untuk membuatnya juga hanya menggunakan ketumbar, bawang putih, bawang merah dan gula merah, “ ungkapnya belum lama ini.

Lebih jauh ia menjelaskan, nama  kere atau pengemis itu, konon karena harganya yang murah meriah dan lokasi penjualannya di emperan pasar. Bahkan ada puluhan penjual sate kere yang berjejeran di sekitaran pasar Beringharjo.

Menurutnya, dengan rasa yang nikmat dan harga yang ekonomis menjadikan para wisatawan ramai membeli makanan khas Yogyakarta ini. Hal tersebut yang menjadikannya tetap eksis berjualan sate kere.

“Harga sate kere per tusuk untuk bagian koyor biasanya dibanderol Rp 3000 dan untuk bagian hati atau daging Rp 4.000. Sedangkan jika memakai lontong per bijinya seharga Rp 3.000,” lanjutnya.

Nenek tiga cucu ini mengaku, biasanya dalam sehari saat libur panjang ia bisa mengolah 15-17 kilogram jeroan koyor untuk bahan sate kere. Namun saat hari biasa, ia hanya mengolah sekitar 12 kilogram jeroan saja.

Sementara itu, salah satu pembeli, Albustomi mengaku saat kembali ke Yogya biasanya menyempatkan membeli sate kere ini. Pria yang sudah mengkonsumsi sate kere sejak masih kuliah di UIN Yogyakarta itu mengaku, sate kere sumber asupan energi baginya. Karena menjalani diet karbohidrat.

“Saya tak mengkonsumsi nasi, bisa diganti dengan sate ini. Asal tak terlalu banyak makannya, saya rasa tak ada masalah buat kesehatan,” imbuh pria asal Madura itu. (fif/bid)