Oleh: Teddy Wahyu Nugroho, M.Kes
Anggota PC RMI PCNU Kota Semarang & Dosen FK UNDIP Semarang
MUDIK merupakan sebuah kegiatan perantau atau pekerja migran untuk pulang ke kampung halaman. Di Indonesia mudik identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya Lebaran, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul serta menjalin silaturahim dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Dalam islam sangat dianjurkan untuk menjalin silaturahim dengan sesama seperti yang termuat dalam Al Quran Surah Annisa ayat 36, yang artinya:
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”
Selain termuat dalam Al Quran, anjuran silaturahmi juga tertuang pada sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahim”.
Berkumpul dan menjalin silaturahim pada tahun ini sebaiknya tetap mematuhi protokol kesehatan, kita perlu menjaga kebersihan serta kesehatan. Hal tersebut dikarenakan mengingat kasus corona masih terus ada. Berikut tips agar tetap aman dan tidak berbahaya saat mudik dari persiapan melakukan perjalanan hingga kembali ke asal atau pasca mudik.
Sebelum perjalanan mudik, sebaiknya setiap orang melakukan cek kesehatan/konsultasi kesehatan tubuh dalam keadaan fit atau tidak kepada petugas kesehatan, menyediakan medical kit atau obat-obatan serta P3K, serta wajib melakukan imunisasi rutin (bagi balita) dan vaksinasi Covid-19 (Booster). Persiapan tersebut sangat dianjurkan, agar saat melakukan perjalanan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Pada saat melakukan perjalanan sebaiknya membawa hand sanitizer, memakai dan membawa masker cadangan serta membawa bekal makan/minum secukupnya agar tubuh tidak mengalami dehidrasi, hipoglikemia bagi penderita Diabetes. Disarankan mengurangi berkerumun yang memiliki potensi tertular penyakit, serta menghindari tempat wisata yang beresiko tinggi terjadi insiden kecelakaan dan penularan untuk kelompok lansia dan balita. Pasca perjalanan mudik sebaiknya tetap melakukan skrining kesehatan di pelayanan kesehatan baik puskesmas, rumah sakit, klinik, laboratorium maupun dokter praktik. Hal tersebut bertujuan agar pasca mudik diharapkan tetap sehat dan tidak membawa virus. (*)