PATI, Joglo Jateng – Nelayan di Desa Keboromo, Kecamatan Tayu mencurahkan isi hatinya terkait rendahnya harga rajungan hingga persoalan sampah. Kondisi tersebut dirasa kurang menguntungkan bagi perekonomian nelayan rajungan.
“Harga rajungan saat ini turun. Padahal kalau waktu mahal bisa sampai seratus ribu. Terlebih, produksi rajungan di Desa Keboromo ini diambil oleh pengepul daerah lain,” ungkap Zarohim, salah satu nelayan asal Desa Keboromo, Selasa (30/8).
Namun demikian, dirinya berharap Desa Keboromo dapat dijadikan sebagai kampung rajungan. Pasalnya, mayoritas warga di desa tersebut berprofesi sebagai nelayan rajungan.
“Desa Keboromo ada 100 nelayan rajungan. Dari mulai umur 25 sampai 50, itu mayoritas nelayan rajungan. Kami ingin membuat desa menjadi kampung rajungan, supaya bisa dikenal di luar daerah,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, PJ Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya membantu menyelesaikan persoalan yang dialami para nelayan rajungan tersebut.
“Bagaimana pun kita harus mencoba, paling tidak harga bisa naik. Tentunya kita akan mencoba, barang kali ada cara supaya permintaan dari daerah rajungan ini bisa kita fasilitasi,” terangnya, Selasa (30/8).
Selain itu, pihaknya juga mengajak kepada seluruh pihak untuk ikut bersinergi bersama menjaga fasilitas nelayan rajungan. Dengan begitu, lanjut Henggar, perekonomian masyarakat bisa bangkit.
Sedangkan terkait usulan Desa Keboromo dijadikan kampung rajungan, pihak merespons baik dan akan mendukung. “Terkait kampung rajungan saya setuju. Jadi kita akan coba, nanti bagaimana caranya, pemerintah kabupaten prinsipnya mendukung,” tandasnya. (lut/abd)