KEMAJUAN ilmu komunikasi dan teknologi sekarang ini membawa dampak besar bagi peradaban manusia. Apapun keinginan manusia dapat terpenuhi secara mudah dengan teknologi canggih yang ada gadget masing-masing. Salah satu informasi yang dapat diakses lewat online adalah ihwal resep makanan yang dapat ditemukan.
Tetapi, penggunaan resep via online tersebut tidak berlaku bagi salah satu penjual lontong tanjung ini, Siti Munjiati. Baginya, resep lentog tanjung yang setiap hari dirinya sajikan untuk para penikmat kuliner adalah resep yang telah digunakan oleh orang tua dan beberapa saudaranya dalam kurun waktu yang lama.
Menurutnya, resep turun temurun itu hingga kini masih tetap dapat diandalkan, meskipun banyak resep makanan yang sama di media sosial. “Keluarga saya sudah berjualan lentog tanjung selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Kita keluarga memakai resep yang sama semua,” katanya, Minggu (9/7/23).
Dirinya selalu menjaga cita rasa yang khas dari menu makanannya itu. Hal tersebut perlu untuk dilakukan, mengingat kompetitor yang lain juga berlomba-lomba untuk menarik minat pelanggan dengan menyajikan cita rasa yang terbaik.
“Setiap kali memasak untuk jualan, saya tidak pernah sekalipun mengurangi bahan-bahan yang memang cukup berpengaruh terhadap rasa nantinya. Saya cukup berkomitmen untuk tetap menjaga cita rasa masakan yang saya telah saya buat lebih dari 10 tahun ini,” ujarnya.
Dia mengaku, selama berjualan lentog tanjung, dagangannya laku dalam jumlah porsi yang cukup banyak setiap harinya. Hal tersebut dirasa cukup wajar, sebab lentog tanjung yang ia jual hanya di banderol Rp 5000 saja.
“Harganya cukup terjangkau untuk semua kalangan. Biasanya yang beli didominasi oleh warga sekitar. Ada guru, hingga pengendara jalanan,” tandasnya.
Siti berharap, usaha yang telah lama digelutinya itu bisa terus semakin berkembang menjadi besar. Sehingga, mampu membantu orang lain untuk sama-sama mengais rezeki. (cr3/gih)